Serba serbi

Masalah Privasi, Google Akan Batasi Pelacakan Iklan di Perangkat Android

Teknologi

18 Februari 2022 14:12 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Solotrust.com - Google akan merombak pelacakan iklan di perangkat android untuk meningkatkan privasi pengguna. Sebagaimana dilansir Japan Today dari AFP, Kamis (17/2), Google pada hari Rabu mengumumkan rencananya untuk membatasi pelacakan iklan pada sistem operasi Android. Ini adalah masalah privasi sensitif yang telah ditangani oleh saingannya Apple di iPhone-nya.

Google berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk menyeimbangkan privasi dan penargetan iklan dengan lebih baik, karena pengguna mengeluh dan regulator mengancam aturan yang lebih ketat.



Apple menguasai sekitar 50 persen pasar ponsel pintar di AS, sementara perangkat lunak Google Android digunakan di sekitar 85 persen ponsel pintar di seluruh dunia, sehingga setiap perubahan berpotensi memengaruhi data dari miliaran pengguna.

"Tujuan kami adalah untuk mengembangkan solusi periklanan yang efektif dan meningkatkan privasi, dimana pengguna tahu informasi mereka dilindungi, dan pengembang dan bisnis memiliki alat untuk berhasil di seluler," kata Google dalam sebuah pernyataan.

Apple mengumumkan tahun lalu bahwa pengguna iPhone dapat memutuskan apakah akan mengizinkan aktivitas online mereka dilacak untuk tujuan penargetan iklan. Itu adalah perubahan yang menurut Apple menunjukkan fokusnya pada privasi, tetapi para kritikus mencatat tidak mencegah perusahaan itu sendiri melacak penggunanya.

Pergerakan Apple ini telah menimbulkan efek bagi induk Facebook, Meta. Pada awal Februari lalu, saham Meta melemah jatuh 26 persen setelah perusahaan itu mengungkapkan bahwa perubahan privasi yang dilakukan Apple pada platform iOS tahun lalu mulai memotong pendapatan mereka.

Selama laporan pendapatan Q4, CEO Meta Mark Zuckerberg menjelaskan bahwa fitur App Tracking Transparency (ATT) atau Transparansi Pelacakan Aplikasi milik Apple akan memotong USD10 miliar dari pendapatan Meta pada tahun 2022.

Meta menghasilkan sebagian besar pendapatannya melalui iklan. Jika pengiklan tidak dapat menargetkan demografi tertentu dengan iklan atau mengukur dengan tepat seberapa efektif iklan tersebut, mereka akan pergi mengiklan di tempat lain. Dengan kata lain lebih sedikit data akan berdampak pada ketepatan iklan yang dapat dijual Meta ke pengiklan.

Apple sendiri telah mendorong privasi sebagai bagian dari lini produknya selama beberapa tahun terakhir. Fitur yang pertama kali tersedia sebagai bagian dari iOS 14.5 pada April 2021 itu memberi pengguna jendela pop-up ketika mereka membuka aplikasi, yang menanyakan apakah mereka ingin aplikasi melacak data mereka.

Sejak Apple meluncurkan fitur ini, perusahaan itu juga sudah menjelaskan bahwa penggunalah yang harus memutuskan data apa yang mereka dapatkan atau bagikan, bukan pengembang aplikasi.

"Kami percaya pengguna harus memiliki pilihan atas data yang dikumpulkan tentang mereka dan bagaimana data itu digunakan. Facebook dapat terus melacak pengguna di seluruh aplikasi dan situs web seperti sebelumnya, Transparansi Pelacakan Aplikasi di iOS 14 hanya akan mengharuskan mereka meminta izin Anda terlebih dahulu," cuit CEO Apple Tim Cook dalam akun Twitternya.

Terkait waktu perombahan, Google memberikan indikasi waktu perubahan yang diumumkan, dengan berkata, "Kami berencana untuk mendukung fitur platform iklan yang ada setidaknya selama dua tahun, dan kami bermaksud untuk memberikan pemberitahuan substansial sebelum perubahan di masa mendatang."

Saat ini, raksasa pencarian internet itu memberikan identitas ke perangkat yang diberdayakan Android, yang memungkinkan pengiklan memiliki profil kebiasaan orang dan dengan demikian mengirimi mereka iklan yang mungkin mereka minati.

Google mengatakan sedang mengerjakan cara untuk melindungi privasi pengguna dengan lebih baik, yang akan membatasi berbagi data pengguna dengan pihak ketiga dan beroperasi tanpa pengenal lintas aplikasi, termasuk ID iklan.

Induk Google, Alphabet, menghasilkan lebih dari $60 miliar pada kuartal keempat tahun 2021 hanya dari pendapatan iklan, yang merupakan 80 persen lebih dari pendapatannya. (Lin)

(zend)