Hard News

Rencana Revitalisasi TSTJ, Butuh Rp 20 M di Tahap Pertama

Jateng & DIY

22 Februari 2022 17:55 WIB

Pertemuan antara Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Deputy Director Taman Safari Indonesia Hans Manansang di Rumah Dinas Walikota Solo Loji Gandrung, Selasa (22/2). (Foto: Dok. Solotrust.com/rum)

SOLO, solotrust.com - Deputy Director Taman Safari Indonesia Hans Manansang telah bertemu Walikota Surakarta (Solo) Gibran Rakabuming Raka untuk membahas soal revitalisasi kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) pada Selasa (22/2) siang di Rumah Dinas Walikota Solo Loji Gandrung.

"Hari ini kita hanya memaparkan konsep untuk TSTJ semoga bisa dieksekusi dalam waktu dekat. Nilai investasi awal di atas Rp 20 miliar," tutur Hans usai pertemuan, Selasa (22/2).



Hans menuturkan, gambaran awal revitalisasi TSTJ adalah ingin menjadikan sebuah pengalaman yang bercerita kepada pengunjung, jadi tidak sekedar kebun binatang tapi kebun binatang yang modern sehingga orang masuk bisa merasakan satwa seperti di habitat aslinya. Singkat kata, akan ada edukasi untuk belajar tentang sifat-sifat satwa di alam dan tidak merasa di tempat yang tertutup.

Rencananya, pembangunan akan dilakukan bertahap dan tahun ini akan menjadi fase pertama. Fase pertama pembangunan berawal dari pintu masuk yang akan dibuat unik atau berbeda sampai bagian danau. Pihaknya juga ajan melihat kebutuhan-kebutuhan yang ada sepanjang fase pertama nanti, terutama dari segi penambahan hewan.

"Misal saat ini hanya ada dua gajah betina ke depan akan dihadirkan gajah jantan agar bisa breeding, jadi bisa melahirkan anak di TSTJ. Kita akan mix hewan endemi di Indonesia, Asia dan Afrika sesuai tema yang akan kita bangun. Kurang lebih mirip dengan Taman Safari," jelas Hans.

Ke depan, lanjut Hans, tidak ada kandang-kandang seperti saat ini dan semua sifatnya lebih terbuka. Satwa tidak terkungkung lagi dan bisa berkeliaran tetapi tentu tanpa bersentuhan dengan para pengunjung.

"Mungkin fase pertama lebih banyak zona konservasi dan edukasi, lebih banyak memperlihatkan satwa seperti di habitat aslinya dan sifat-sifat aslinya, misal sifat aslinya suka bergerombol sebagai satu pack gitu," ujar pria yang sudah berpengalaman menangani Taman Safari di Bogor dan sejumlah lokasi lain di Jawa Timur, Bali, Jakarta dan Batam ini.

Menurut Hans, lahan TSTJ sangat bisa dan sangat luas untuk konsep konservatori yang akan digarap ke depan. Pihaknya melihat  proyek ini bukan hanya investasi saja tetapi ingin membangun atau merevitalisasi dari yang sudah ada menjadi lebih modern sehingga meningkatkan sisi edukasi agar anak-anak dapat belajar tentang satwa terutama satwa-satwa dari Indonesia.

Ditanya soal kemungkinan dimulainya proyek revitalisasi TSTJ apakah tahun 2022 ini, Hans berharap pandemi segera usai agar dapat segera memulai proyek serta mendapatkan dukungan dari para donatur.

"Semoga. Kita usahakan. Semoga pandemi cepat selesai supaya kami segera bekerja," pungkas Hans.

Sementara itu, Walikota Solo Gibrab Rakabuming Raka mengungkapkan sebenarnya proyek revitalisasi TSTJ ini sudah ditawarkan ke sejumlah pihak yang lain.

"Prosesnya kan panjang. Sebelum Taman Safari kan saya tawarkan ke yang lain dulu tapi tidak berhasil. Ini rejekinya di Taman Safari, ya sudah," ujar Gibran.

Menurut Gibran, potensi TSTJ sangat baik sekali bahkan terbukti dapat bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19.

"Ini termasuk salah satu kebun binatang yang bisa survive selama masa pandemi, tidak semua kebun binatang itu bisa running selama pandemi, tidak gampang jualan tiket selama pandemi. TSTJ ini termasuk yang cukup baik meskipun banyak tantangan-tantangannya, namun secara komersil cukup baik. Ini mau kita naik kelaskan," beber Gibran.

Menurutnya apa yang ada sekarang akan dipertahankan namun ke depan akan ada pembagian tujuh zona. Namun dirinya belum bersedia memaparkan sekarang apa saja yang akan dipertahakankan dan apa saja tujuh zona yang akan dihadirkan. (rum)

(zend)