Solotrust.com - Founder SM Entertainment, Lee Soo Man diundang sebagai profesor tamu di School of Computing (sekolah komputasi) di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST).
Penunjukan ini mengikuti perjanjian bisnis penelitian metaverse yang ditandatangani oleh SM Entertainment dan KAIST pada bulan Juni tahun lalu.
"Tentu saja, kami bertujuan untuk kolaborasi besar dan kreatif yang akan memimpin pasar hiburan masa depan. Produser Eksekutif Lee Soo Man adalah profesor tamu di sekolah komputasi di KAIST dan berencana untuk memberi kuliah khusus tentang kepemimpinan untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana dan berpartisipasi dalam penelitian tentang metaverse sebagai penasihat," kata SM Entertainment dalam siaran persnya, Jumat (25/2).
Secara khusus, penelitian metaverse dimana Lee Soo Man berpartisipasi di dalamnya, dilakukan sebagai penelitian gabungan interdisipliner di Metaverse Research Center (nama sementara), yang akan didirikan di bawah KAIST AI Research Institute.
Konten dan teknologi yang menggunakan avatar orang nyata (selebriti) yang dimiliki oleh SM Entertainment, dikatakan akan membantu untuk menguasai pasar metaverse global dan menunjukkan kemampuan inti yang menjadikan K-Pop dan Hallyu sebagai pusat budaya dunia.
"Saya bersyukur atas kesempatan untuk bertemu dengan mahasiswa sebagai profesor tamu di KAIST, tempat kelahiran sains dan teknologi Korea. Kami akan bekerja sama untuk mendominasi dunia dan memimpin pasar hiburan global masa depan dengan lebih kuat," kata Lee Soo Man.
Juni tahun lalu, SM Entertainment, rumah bagi sejumlah artis K-Pop terkenal seperti EXO, Red Velvet, NCT dan aespa, telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan KAIST untuk melakukan penelitian mendalam tentang metaverse.
Metaverse berasal dari kata meta yang berarti beyond atau melampaui dan universe. Ini mengacu pada ruang virtual bersama tempat pengguna berinteraksi melalui avatar digital.
KAIST dan SM akan bekerja sama di bidang seperti Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, robotika, dan culture technology atau teknologi budaya. Keduanya juga akan memproduksi avatar digital.
Lee Soo Man menyampaikan kuliah khusus kepada siswa KAIST.
"Sejak berdirinya SM pada tahun 1989, motto saya selalu, 'Budaya dulu, Ekonomi berikutnya,'" katanya
"Saya telah berusaha untuk menjadikan hallyu (Gelombang Korea) sebagai fenomena global yang terus-menerus, yang dapat membantu mengumpulkan kekayaan nasional," lanjutnya.
Lee Soo Man menambahkan bahwa masa depan industri hiburan akan berpusat pada selebriti dan robot.
"Saya percaya avatar digital telah mengantarkan era robot. Dalam kasus SM, kami sudah memulai debut aespa tahun lalu," katanya, merujuk pada girlgroup yang ia luncurkan November tahun 2020, yang terdiri dari 4 anggota manusia dan 4 virtual avatar mereka.
"Kami bermimpi menciptakan SM Culture Universe, dimana berbagai cerita akan diceritakan melalui kartun, animasi, webtoon, grafik gerak, avatar, dan novel," lanjutnya.
Lee Soo Man menutup sesi dengan menekankan perlunya lebih banyak culture scientists atau ilmuwan budaya.
"Budaya dan sains harus bergabung untuk menciptakan konten yang melampaui imajinasi kita. Jadi saya percaya produser musik masa depan harus menjadi ilmuwan budaya dan saya berharap bisa melihat banyak pionir dari SM dan KAIST," harapnya.
Presiden KAIST Lee Kwang Hyung menyebut Lee So Man sebagai stimulant yang segar bagi para anggota KAIST.
"Kemampuan untuk melepaskan imajinasi tak terbatas di metaverse adalah elemen penting untuk beradaptasi dengan era baru. Visi dan wawasan kreatif Produser Eksekutif Lee Soo Man yang melihat ke depan untuk konten pasar masa depan adalah dasar dari anggota KAIST. Saya harap saya bisa memberikan stimulasi positif dan segar kepada mereka," katanya.
"Saya berharap kombinasi imajinasi budaya SM dan kecakapan teknologi KAIST akan membuahkan hasil yang bermanfaat, berkontribusi pada pertumbuhan industri teknologi hiburan dan rekayasa," kata Lee Kwang Hyung, presiden KAIST dalam upacara penandatanganan MOU bersama founder SM Entertainment Lee Soo Man dan CEO SM Entertainment Lee Sung Soo, sebagaimana dikabarkan The Korea Times.
SM Entertainment telah bekerja dengan teknologi AI selama bertahun-tahun. Pada tahun 2017, perusahaan itu pertama kali meluncurkan versi Amazon Alexa-nya sendiri, menyediakan layanan asisten AI yang berbicara dengan suara artis seperti Irene Red Velvet dan Taeyong NCT.
Pergerakan paling terkenal SM ke AI sejauh ini adalah aespa, yang menggabungkan anggota manusia nyata dengan avatar yang dihasilkan komputer yang didukung oleh AI.
aespa sendiri adalah nama yang dibuat dengan menggabungkan "æ" yang mengekspresikan "Avatar X Experience" dan kata Bahasa Inggris "aspect", yang berarti "temui ego Anda yang lain, Avatar, dan ciptakan dunia baru".
Di bawah konsep tersebut, empat anggotanya yakni Karina, Winter, Giselle dan Ningning muncul dengan avatar virtual mereka sendiri, sehingga grup ini total memiliki 8 anggota. Avatar itu adalah ae-Karina, ae-Winter, ae-Giselle dan ae-Ningning. (Lin)
(zend)