SOLO, solotrust.com – Pasar Burung dan Ikan Hias Depok, Manahan, Banjarsari, Solo mungkin tak asing lagi bagi pecinta hewan terutama burung kicau di Kota Solo dan sekitarnya. Tapi siapa yang menyangka, bahwa pasar ini disebut sebagai pasar burung hewan peliharaan terbesar se-Asia Tenggara.
Penetapan tersebut, dikatakan langsung Kepala Pasar Burung dan Ikan Hias Dwi Adi Prihutomo setelah pasar ini direvitalisasi pada 2013 silam oleh Wali Kota Solo saat itu FX Rudi Hadyatmo.
“Pasar hewan terbesar di Asia Tenggara (sejak revitalisasi 2013) sampai sekarang,” ungkapnya pada Solotrust.com, Senin (7/3).
Sebelum direvitalisasi pasar ini dikenal sebagai Taman Pasar Burung dengan kapasitas terbatas. Dan setelah direvitalisasi, Pasar Burung dan Ikan Hias Depok dapat menampung ratusan pedagang, di antaranya mengisi 354 kios dan 140 shelter, yang mayoritas merupakan pedagang burung-burung kicau.
Adapun, pedagang tersebut merupakan pindahan dari Pasar Widuran, yang kebanyakan penjual burung. Sisanya penjual ikan hias kebanyakan merupakan pindahan dari Pasar Gede.
“Kalau dulu namanya Taman Pasar Burung terus era pembangunan (revitalisasi 2013-an). Memang ini dulu kebanyakan dari Pasar Widuran. Dulu (widuran) tempat pedagang burung-burung dan hewan peliharaan, terus dari pemkot dijadikan satu di satu wilayah, jadinya di sini,” jelas Dwi.
“Terus ketambahan ikan hias, yang dulu di Pasar Gede masuk sini juga, jadi di sini ada dua Pasar Burung dan Ikan Hias Depok,” imbuh Dwi. (dks/wurich)
(zend)