SOLO, solotrust.com – Kapolresta Solo meminta masyarakat lebih waspada dengan peredaran narkoba. Terlebih, dalam Operasi Bersih Tanpa Narkoba (Bersinar) Candi 2022 yang diadakan 9-28 Februari, pihaknya memiliki temuan unik dalam mengungkap 13 tersangka penggedar narkoba yang juga berstatus sebagai pengguna, yakni kini adanya kreasi menjual narkoba dalam bentuk lebih kecil dan dijual dengan harga terjangkau.
“Selama penangkapan TO (Target Operasi) maupun non-TO selama Operasi Bersinar Candi 2022 ini, tersangka dalam melaksanakan mengedarkan sabu itu menggunakan strategi atau modus membuat paket-paket hemat, harapannya bisa lebih menjangkau pasar, karena diharapkan lebih kecil paketnya bisa dijangkau lebih banyak pengguna di Kota Solo,” kata Ade dalam keterangan pers-nya, di Mako Polresta Solo, Selasa (8/3) siang.
Dalam penangkapan 13 tersangka, Ade menyoroti 3 kasus paling menonjol, dengan modus pecahan paket sabu-sabu menjadi paket-paket lebih kecil atau dikenal dengan paket hemat. Yakni di antaranya WIS dengan temuan 8 paket sabu-sabu seberat 5,79 gram, AYR dengan berat 4,55 yang dibagi menjadi 4 paket sabu-sabu, dan S dengan 2,1 gram yang dibagi menjadi 7 paket sabu-sabu.
“Rata-rata 1 gram sabu dijual Rp1 Juta. Dan mereka akan memecah menjadi paket-paket yang lebih kecil menjadi lebih hemat. Di mana setengah gram-nya harganya di angka Rp700 ribu,” terang Ade.
Selain itu, pengedar dalam melancarkan aksinya juga memanfaatkan alat komunikasi seperti telepon seluler, di mana hal tersebut tidak melibatkan kontak langsung antara pengedar atau penjual dengan pembeli.
“Hasil penyelidikan dan penyidikan, ini berawal dari pemesanan dari via HP atau alat komunikasi,” jelasnya.
“Setelah kemudian terjadi transaksi via HP dan disepakati harganya, kemudian disepakati pula tempat untuk nantinya oleh pengedar ini diletakan. Kemudian pembeli meninggalkan TKP, pembelinya mengambil barang di titik atau lokasi yang disepakati. Jadi tidak ada pertemuan antara penjual dan pembelinya,” lanjutnya.
Dengan adanya temuan itu, ia berharap masyarakat lebih berhati-hati, ditambah Kota Solo secara geografis posisi-nya diapit daerah-daerah sekitar, yang terindikasi menjadi jalur keluar-masuknya narkoba.
“Masuknya barang-barang haram ini ke Kota Solo dikaitkan dengan situasi geografi, di mana di selatan kita berbatasan dengan wilayah Solobaru yang juga menjadi entry point, entry gate dari Solo Baru (Sukoharjo) masuk ke Kota Solo. Di sebelah barat berbatasan dengan Colomadu, Karanganyar terindikasi masuknya barang-barang tersebut ke Kota Solo. Sebelah timur kita berbatasan dengan Jaten dan Kebakramat, Karanganyar,” sebut Ade. (dks/riz/rich)
(zend)