SOLO, solotrust.com - Perwakilan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah Agung Budi Darmawan menyampaikan pemerintah Jawa Tengah telah menbentuk Tim Percepatan Akselerasi Pengembangan Pemasaran Ekspor dan telah melakukan identifikasi terhadap UKM berpotensi ekspor sebanyak 621 UKM.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Komoditas Fashion Batik dengan tema "Industri Batik Menuju Pasar Dunia" yang diadakan di Rumah Ekspor Solo pada Rabu (9/3) kemarin.
"Dari jumlah tersebut di wilayah Soloraya terdapat 45 UMKM produk batik. Namun saat ini masih ada beberapa kondisi dan kendala yang terjadi di lapangan. Rata-rata pengrajin batuk masih berfokus pada produk kain dab sedikit UKM yang mengembangkan ke arah fesyen," ujar Agung Budi Darmawan dalam keterangan persnya, Kamis (10/3).
Menurut Agung, selain kendala tadi, kemampuan dan pola pikir pelaku UMKM batik terkait keterampilan untuk diversifikasi produk juga masih kurang. Apalagi sarana dan prasarana masih terbatas, harga bahan baku relatif tinggi, dan terbatasnya informasi serta jaringan pemasaran.
"Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Jawa Tengah adalah melakukan peningjatan kualitas dan diversifikasi produk serta pengembangan akses pasar," katanya.
Sementara itu, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC Nirwala berharap dengan adanya FGD ini dapat memberikan pemahaman dasar kepada pelaku usaha apa yang harus dilakukan dan apa saja kebutuhan dan fasilitas yang bisa didapatkan dari pemerintah.
"Kami berharap melalui Rumah Ekspor Solo, para pelaku usaha dapat melakukan ekspor dengan standar produk dan ukuran berskala internasional. Kami juga berharap mereka bisa memasarkan produknya baik secara nasional dan internasional," beber Nirwala.
Rumah Ekspor Solo sendiri merupakan hasil sinergi dari tiga lembaga yakni Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Rumah Ekspor Solo menyelenggarakan FGD secara hybrid tersebut dengan tujuan untuk mendukung peningkatan ekspor nasional khususnya produk batik di Provinsi Jawa Tengah, yang pesertanya pelaku usaha UKM se-Jawa Tengah yang bergerak pada industri fashion batik. (rum)
(zend)