SOLO, solotrust.com–Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 43, kreasikan sampah sisa sayur di Pasar Jongke, Kota Solo, menjadi Pupuk Organik Cair (POC) pada Februari lalu.
Ketua KKN Kelompok 43, Jevin Go mengatakan, pembuatan POC ini bertujuan sebagai alternatif baru pengolahan sampah di Pasar Jongke. Menurutnya, kondisi pengolahan sampah di pasar ini perlu pembaharuan.
Menurut Jevin, sampah sering dijumpai di berbagai tempat umum, termasuk pasar tradisional seperti Pasar Jongke. Jevin mengungkapkan, inovasi ini dilakukan dengan mengajak masyarakat baik para pedagang maupun petugas kebersihan di Pasar Jongke untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, terutama sampah organik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah di lingkungan pasar.
“Di pasar ini, sampah hanya ditampung di tempat pembuangan sampah sebelum diangkut ke tempat pembuangan akhir. Tidak ada pengolahan lebih lanjut,” kata Jevin.
Jevin mengungkapkan proses pembuatan POC memakan waktu sekitar dua pekan. Pembuatan ini dimulai pada Selasa (15/2), dengan mengumpulkan sampah organik di tempat pembuangan sampah.
“Secara garis besar kegiatannya meliputi pemilahan sampah organik, pembuatan pupuk organik cair, pengemasan pupuk organik cair, dan pembagian pupuk organik cair kepada pedagang pasar,” terang Jevin.
Selain mengumpulkan bahan dasar sampah, Jevin menuturkan, beberapa bahan lain yang ditambahkan antara lain air, molase, dan bioaktivator berupa EM4.
“EM4 ini berfungsi untuk mempercepat proses pembuatan POC. Sedangkan molase berfungsi sebagai sumber energi bagi bakteri EM4,” sambung Jevin.
Setelah dua pekan proses pembuatan POC, pupuk tersebut akhirnya dikemas ke dalam botol ukuran satu liter. Jevin mengatakan, total botol yang dihasilkan sebanyak 90 botol. POC tersebut kemudian dibagikan kepada seluruh pedagang pasar pada Jumat (4/2).
“POC ini dibagikan kepada masyarakat secara gratis dengan tujuan agar masyarakat mengubah pola pikirnya mengenai sampah yang sering dianggap sudah tidak bermanfaat. Sampah yang diolah menjadi POC juga mempunyai nilai ekonomis karena dapat dijual kembali,” jelasnya.
Menanggapi kegiatan mahasiswa tersebut, Lurah Pasar Jongke, Anang Banto mengaku senang atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia mengatakan pembuatan pupuk ini dapat dijadikan sebagai pionir dan dapat diterapkan di kemudian hari.
“Pembuatan pupuknya tergolong mudah. Selain itu, pupuknya juga mudah untuk digunakan dan tepat guna. Saya berharap, pupuknya dapat bermanfaat dan dapat diterapkan di Pasar Jongke nantinya,” pungkas Anang. (gede)
(zend)