SOLO, solotrust.com - Terminal Tirtonadi Solo tengah melakukan uji coba Terminal Online System (TOS) agar administrasi serta pengecekan laik dan layaknya moda transportasi bus yang keluar masuk terminal juga untuk pendataan manifest penumpang.
"Tujuannya untuk memudahkan administrasi dan untuk pendataan penumpang ataupun bus yang akan masuk ke terminal. Sementara ini masih disosialisasi ke kru bus jadi kru bus akan diajari dan didampingi oleh petugas untuk cara pengoperasiannya," tutur Komandan Regu (Danru) Shift Pagi Terminal Tirtonadi Solo Susilawardhani, Selasa (15/3).
Sementara itu, IT Support Terminal Tirtonadi Rahardian menjelaskan program TOS merupakan program dari Kementerian Perhubungan sejak 2020, kemudian realisasi pemasangan peralatan dan aturan-aturan di 2021 dan uji coba dilakukan mulai pertengahan Februari 2022 ini.
"Di sistem TOS bisa diketahui di Terminal Tirtonadi itu punya fasilitas apa saja, ada bus apa saja dan jadwal busnya kapan saja semua tercatat di situ. Jadi mempermudah untuk pegawai terminal dan masyarakat umum juga dalam mengakses secara online. Tapi ini masih uji coba (trial), belum bisa dikatakan sempurna. Saat ini uji cobanya baru Gate Entrance Bus (GEB) saja. Untuk penumpang belum diujicobakan," papar Rahardian.
Ia menjelaskan, teknis untuk pendataan bus dengan mesin TOS Entance melalui Gate Entrance Bus adalah bus datang dan berhenti, petugas mengarahkan untuk memasukkan plat nomor bus di layar mesin gate. Kemudian gate akan terbuka , sehingga bus bisa masuk dan otomatis tercatat di kedatangan sistem TOS.
Nantinya bus akan mendapat barcode untuk keluar Terminal Tirtonadi.
Selain untuk pendataan jenis dan jadwal bus, melalui sistem TOS ini juga dapat diketahui manifes penumpang seperti yang selama ini sudah diberlakukan di bandara dan stasiun.
Penumpang harus melewati People Gate. Kemudian melalui sistem vending machine penumpang memasukkan nomor tiket, NIK KTP, tujuan dan bus yang dipakai apa. Sehingga manifes semua penumpang tercatat.
"Sebenarnya sistem TOS sudah jadi tapi masih trial dan error untuk diketahui kendalanya apa aja. Masih versi ujicoba dan perlu disempurnakan. Dengan penerapan TOS dapat diketahui efektivitas. terlihat dari manifes, pendataan bus-bus terlihat secara online dan manual. Tapi saat ini belum bisa diakses secara umum. Masih closed system untuk kalangan kementerian dan terminal saja," beber Rahardian.
Namun ada sejumlah kendala, diantaranya kru-kru bus masih perlu pendampingan dan belum bisa mengetab di GEB sendiri dan masih dibantu petugas. Kendala utamanya, alat belum 100 persen terpasang. Saat ini GBE ada 2, Gate Bus Out ada 4 jadi total ada 6 mesin dan ke depan akan ada total 12 mesin gate bus.
Mesin check in penumpang sementara ini sudah ada 6 dan ada kemungkinan ditambah. Meski sudah diaktifkan tapi baru diujicoba internal belum ke penumpang.
Nantinya model gate nanti akan dibuat seperti bandara di mana meja check in akan berjejer-jejer. Sehingga didapatkan manifes data penumpang dan untuk menunjang keamanan penumpang.
Waktu uji coba diperkirakan sampai bulan September 2022 atau ketika didapatkan 100 persen manifes pendataan penumpang bus, jenis bus dan jadwal bus.
"Karena saat ini di layar informasi jadwal bus sudah diketahui tapi nama PO bus belum. Jadi nunggu penyempurnaan semua. Kita jalan, evaluasi, penyempurnaan. Nanti semuanya dionlinekan termasuk mungkin CCTV bisa diakses di TOS. Kartu untuk TOS nanti yang mengeluarkan kementerian pada 2023," imbuhnya.
Rahardian mengungkapkan program TOS ini akan dioperasikan di seluruh terminal di Indonesia. Saat ini ujicoba baru dijalankan di lima terminal di Indonesia yakni Garut, Cirebon, Purwakarta, Solo dan Klaten. (rum)
(zend)