SOLO, solotrust.com- Penelitian desertasi “Konsep Perancangan Dari Praktik Komunitas Urun Daya Rancang Grafis: Studi Beberapa Wilayah Di Indonesia” dilatarbelakangi oleh fenomena budaya crowdsourcing atau urun daya rancang grafis sebagai sebuah upaya sistem pelibatan masyarakat dalam suatu pekerjaan khusunya melalui internet. Sementara itu bidang urun daya yang populer adalah rancang grafis. Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sumber daya manusia urun daya rancang grafis terbesar di dunia. Setidaknya enam kali dalam sepekan portofolio dalam urun daya rancang grafis dari Indonesia dipakai atau dibeli oleh pengguna.
Urun daya rancang grafis merupakan praktik perancangan yang ditentang kalangan praktisi dan asosiasi, namun diterima oleh pengguna. Indonesia menjadi salah satu negara dengan komunitas urun daya terbesar. Kondisi tersebut melatarbelakangi urgensi penelitian tentang konsep perancangan urun daya rancang grafis. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap pengalaman perancang grafis urun daya yang mewujud dalam rancangan, faktor yang menyebabkan rancangan dapat diterima oleh pengguna, dan menyusun konsep rancang grafis berdasar praktik komunitas ini.
Langkah penelitian fenomenologi van Mannen digunakan untuk mengungkap fenomena urun daya rancang grafis. Data dikumpulkan melalui penelusuran artefak rancangan pada berbagai laman urun daya rancang grafis dan wawancara secara purposif dengan perwakilan komunitas urun daya di berbagai kota di Indonesia.
Rancangan, pengalaman merancang, dan melayani pengguna diobservasi, dikumpulkan, dideskripsikan, dan dikelompokkan dalam tema-tema berdasarkan prinsip merancang, perancang, rancangan, dan pengguna. Temuan lapangan didialogkan dengan teori-teori perancangan dan sosial. Selanjutnya dilakukan refleksi untuk dituliskan kembali sebagai konsep perancangan.
“Pemikiran Emmanuel Levinas mengenai kesadaran membuka diri terhadap keberadaan orang lain digunakan untuk mendekati praktik urun daya rancang grafis sehingga dialog pengalaman perancang dengan teori tidak dimaksudkan untuk mereduksi, namun bertujuan memperkaya pengetahuan tentang praktik perancangan.” Kata Taufik Murtono.
Analisis dan refleksi atas praktik urun daya rancang grafis mengungkap bahwa perancangan tersebut memiliki karakteristik luruhnya ego perancang dan penghormatan terhadap eksistensi pengguna. Perancangan merupakan praktik fasilitasi oleh perancang untuk mewujudkan gagasan dari pengguna. Hal ini menumbuhkan kreativitas transformatif, kecepatan, ketepatan, konsistensi, dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna, produk, dan lingkungannya sehingga hasil rancangan urun daya rancang grafis dapat diterima oleh pengguna.
(wd)