SOLO, solotrust.com - Bukan sesuatu yang mustahil untuk membawa pencak silat mendunia. Namun sebelum itu, pencak silat diharapkan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dimulai dengan mengurangi stigma negatif dan menyebarkan filosofi pencak silat sebagai salah satu warisan luhur bangsa Indonesia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama Muchamad Nabil Haroen mengawali langkah itu dengan mempersembahkan sebuah lagu bertajuk "Gita Pagar Nusa" yang diluncurkan di Solo, pada Rabu, (23/3) untuk mengenalkan pencak silat kepada masyarakat.
"Kita tahu bahwa dunia pencak silat ini memiliki stigma negatif. Kita ingin menunjukkan pencak silat ini hadir bisa membanggakan. Dari pesilat-pesilat sendiri harus bisa bagaimana memperbaiki diri. Saya akui masih ada tindak-tanduk dari oknum-oknum pesilat yang bikin geger dan rusuh di sana-sini. Itu yang ingin kita kurangi," papar pria yang akrab disapa Gus Nabil ini.
Gus Nabil mengungkapkan upayanya untuk menciptakan iklim yang kondusif di dunia persilatan di tanah air tidak hanya melalui lagu. Saat ini ia sedang menginisiasi semacam paguyuban Pagar Jawi (Pagar Jawara Indonesia) di Soloraya. Di mana di dalamnya ada seluruh perguruan silat dan diagendakan pertemuan dalam beberapa bulan sekali untuk saling komunikasi dan koordinasi supaya tidak terjadi gesekan.
Mengingat pencak silat sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO, Gus Nabil berharap bela diri asli Indonesia itu kalah eksis dengan bela diri impor.
"Saya menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia silakan belajar bela diri apa saja tetapi harus kuasai dulu pencak silat. Karena ini merupakan warisan nenek moyang kita. Jurus dan gerakan pencak silat jauh lebih kaya dibandingkan bela diri lain. Bahkan pencak silat di Amerika sangat dihargai," tandas Gus Nabil.
"Ketika masyarakat di luar sana menyambut pencak silat dengan luar biasa maka alangkah lucu bila di negeri sendiri pencak silat tidak menjadi tuan. Namun itu semua butuh kerjasama seluruh pihak," sambungnya yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia ini.
Sementara itu, terkait lagu Gita Pagar Nusa, Gus Nabil menceritakan karya tersebut hasil kerjasama dengan Sekretaris PP Pagar Nusa Sastro Adi yang kerap disapa Gus Sastro. Gus Sastro sendiri dulunya pernah memperkuat band Power Metal dan Blackout di keyboard.
"Ini membuktika bahwa pesilat juga dapat memiliki kemampuan yang lain misalnya mengaransemen lagu. Saya menciptakan syair ini bersama Gus Sastro Adi yang mengaransemen musik. Sumbangan saya hanya pada lirik dan vokal," bebernya.
Adapun proses pengerjaan lagu terhitung singkat hanya 17 jam saja. Sedangkan video klip lagu Gita Pagar Nusa mengambil latar belakang Minangkabau Sumatera Barat, sebagai penghargaan terhadap Silek Minang.
Peluncuran lagu ini juga berkaitan dengan agenda Kejurnas dan Festival IV Pagar Nusa di TMII, 25-27 Maret 2022 secara virtual dan tanding secara offline di TMII Jakarta.
Pagar Nusa adalah salah satu badan otonom berbasis bela diri pencak silat di bawah naungan organisasi Nahdlatul Ulama. Pagar Nusa didirikan oleh Abdulloh Maksum Jauhari pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur.
Sudah tersebar di 22 wilayah di Indonesia dengan total cabang 264 dan 7 cabang istimewa di luar negeri, antara lain di Malaysia, Taiwan, Hongkong, Mesir, Jepang, Maroko dan Tunisia. Dalam waktu dekat Pagar Nusa cabang istimewa juga akan hadir di Korea Selatan.
"Kami akan terus berupaya pencak silat yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia ini bisa masuk menjadi salah satu cabang olimpiade," harapnya yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI komisi IX dari PDI-P ini.
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Umum PP PSNU Pagar Nusa Gus Athoillah Habiab menyampaikan upaya untuk memasukkan pencak silat sebagai salah satu cabang olimpiade juga harus diimbangi dengan mengembangkan minat pencak silat di kalangan anak-anak muda.
"Lagu ini menjadi salah satu media yang tepat untuk menyebarkan kecintaan pencak silat pada anak-anak muda jaman sekarang. Selain sebagai upaya untuk mempertahankan dan melestarikan budaya dari para leluhur," tuturnya. (rum)
(zend)