Ekonomi & Bisnis

Pertamax Naik Harga Jadi Rp12.500 per 1 April 2022, Ini Alasannya

Ekonomi & Bisnis

1 April 2022 16:13 WIB

Ilustrasi SPBU (Foto: Dok Istimewa/pertamina.com

JAKARTA, solotrust.com - Pertamina secara resmi mengumumkan kenaikan harga Pertamax per 1 April 2022 menjadi Rp12.500. Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menyampaikan secara rinci perihal naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi itu melalui siaran pers, Kamis (31/03/2022).

Berlaku mulai 1 April 2022 pukul 00:00 waktu setempat, BBM nonsubsidi Gasoline RON 92 (Pertamax) disesuaikan harganya menjadi Rp12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor/PBBKB 5%) dari harga sebelumnya Rp9000 per liter.



"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak 2019," jelas Irto Ginting.

Penyesuaian harga ini masih jauh di bawah nilai keekonomiannya. Jauh di bawah perkiraan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi yang menyatakan harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 pada April 2022 akan lebih tinggi dari Rp14.526 per liter, bahkan sampai Rp16.000 per liter.

"Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya. Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," tandas Irto Ginting.

Dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM nonsubsidi yang lebih berkualitas.

"Harga baru masih terjangkau, khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan," kata Irto Ginting.

Penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi. Pasalnya, konsumsi BBM nonsubsidi masyarakat sebesar 17 persen, terdiri atas 14 persen konsumsi Pertamax dan tiga persen jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Sementara BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia, tidak mengalami perubahan harga atau tetap stabil di harga Rp7.650 per liter. Konsumsi BBM subsidi dan Solar subsidi masyarakat Indonesia cukup besar mencapai 83 persen.

"Hal ini merupakan kontribusi pemerintah bersama Pertamina dalam menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau," imbuh Irto Ginting.

Adapun kenaikan BBM nonsubsidi dipicu melambungnya harga minyak dunia di atas 100 dollar Amerika per barel akibat krisis geopolitik.

Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) per Maret 2022 tercatat 114,55 dollar Amerika per barel atau melonjak lebih dari 56 persen dari periode Desember 2021 sebesar 73,36 dollar Amerika per barel. (rum)

(and_)