SOLO, solotrust.com - Komoditas minyak goreng memang menyebabkan kehebohan di masyarakat karena kenaikan harga dan sempat mengalami kelangkaan pada Bulan Maret 2022.
Namun ternyata, minyak goreng bukanlah komoditas yang menjadi penyebab utama inflasi di Kota Solo pada bulan lalu. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo Totok Tavirijanto, Jumat (1/4).
"Penyumbang inflasi paling tinggi adalah bahan bakar rumah tangga yakni gas, yang menjadi penyebab inflasi terbesar. Sedangkan minyak goreng di urutan ke sembilan komoditas penyumbang inflasi terbesar kota Surakarta," ungkap Totok saat rilis berita statistik di kantor BPS Solo.
Menurut Totok, harga gas bulan Maret mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding Februari 2022. Selain faktor kenaikan harga, juga terkait faktor nilai konsumsi di mana gas memiliki nilai konsumsi dibanding minyak goreng.
Kata Totok, bahan bakar gas dipergunakan di rumah tangga dan tidak ada substitusi lain. Karena sudah jarang masyarakat yang menggunakan bahan bakar arang, kayu atau lainnya. Maka dari itu nilai konsumsi gas menjadi tinggi.
"Memang gas harganya dikendalikan pemerintah. Sedangkan minyak goreng adalah pilihan karena orang memasak belum tentu memakai minyak goreng," kata Totok.
"Produsen minyak goreng banyak dan terjadi kompetisi antar pabrikan sehingga harga berbeda-bedaa. Ini yang memengaruhi mengapa gas lebih berkontribusi terhadap inflasi Maret daripada minyak goreng," imbuh Totok.
Terpisah, Kabid LPG NPSO Hiswana Surakarta Tien Suprapto menjelaskan penyebab kenaikan harga pihaknya kurang tahu pasti dan hanya mengikuti dari Pertamina. Namun diduga karena harga bahan baku yaitu minyak mentah dunia naik.
"Mestinya karena harga minyak dunia ya. Karena tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi dunia, minyak mentah harganya naik banyak sekali," kata Tien.
Sebenarnya, per 27 Februari 2021 diketahui ada kenaikan harga gas untuk rumah tangga. Harga LPG 12 kg naik dari163 ribu menjadi 187 ribu atau naik sekitar 12,83 persen. LPG 5,5 kg dari harga Rp 76 ribu menjadi 88 ribu atau 13,64 persen.
Sedangkan gas untuk keperluan industri selalu mengalami kenaikan atau penurunan harga setiap tanggal 10 tiap bulan. Pada 10 Maret 2022 lalu, diketahui terjadi kenaikan harga gas 50 kg untuk industri dari Rp 871 ribu menjadi Rp 990 ribu atau sekitar 12 persen naik harganya.
"Kalau untuk pertengahan Maret mulai terjadi kenaikan konsumsi gas untuk industri. Pabrik mulai produksi khususnya yang terkait Lebaran seperti pabrik roti. Sedangkan rumah tangga juga ada kenaikan menjelang bulan puasa tetapi belum signifikan," beber Tien.
Sementara itu, BPS merilis angka inflasi Kota Solo pada Maret 2022 sebesar 0,93 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,10. Inflasi Maret 2022 ini yang paling tinggi dibandingkan angka inflasi Maret 2020 dan 2021. (rum)
(zend)