SOLO, solotrust.com – Ledre merupakan salah satu olahan khas Solo yang terbuat dari parutan kelapa serta ketan yang dipanggang di atas wajan. Namun, ada yang sedikit berbeda dari Ledre Laweyan milik keluarga Susila yang beralamat di Jl. Setono RT 02/R2 02, Laweyan, Solo.
Ledre Laweyan ini dimasak dua kali, yakni dengan pengukusan kelapa dan ketan selama setengah jam, untuk kemudian dipanggang di atas wajan dengan api sedang, dan ditambah isian toping seperti pisang raja, coklat, dan keju.
Dengan cara memasak inilah, olahan Ledre Laweyan buatan Susila memiliki cita rasa manis, gurih, serta empuk.
“Kita untuk yang ledre laweyan masaknya itu lebih matang ketannya, lebih empuk gitu,” katanya saat ditemui Solotrust.com di rumahnya Jumat (8/4) sore.
Dari olahan modifikasi ini pula, Ledre Laweyan milik Susila pernah diundang keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi), di pernikahan putri Presiden, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution, November 2018 silam di Solo.
Kala itu, Susila menyediakan 1.750 buah Ledre Laweyan pada sesi ijab kabul di siang hari dan resepsi di malam harinya.
“Waktu itu diundang ke nikahan Kahiyang, kita bikin 1.750 ledre di sesi ijab kabul sama resepsinya,” ujarnya.
Selain itu, ledre produksi rumahan Susila juga kerap dikirim ke hotel-hotel untuk dikenalkan sebagai oleh-oleh khas Solo. Dari sini pula, ledre buatan Susila sempat beberapa kali dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain itu, pengunjung baru biasanya hadir saat mengikuti sesi jalan-jalan di sekitaran Laweyan.
“Kalau pas liburan (pengunjung) banyak sekali, apalagi setelah diliput besoknya datang semua, atau kayak komunitas jalan-jalan itu sering bawa-bawa wisatawan,” terang Susila.
“Hotel juga pengaruh, tamu-tamu kan nggak tahu ledre itu apa, jadi media pengenalan promosi. Kalau bule jarang tapi ada, kemarin dari hotel,” imbuhnya.
Susila mengungkapkan, ledre modifikasi ini merupakan resep dari ibunya, yang juga merupakan perintis usaha Ledre Laweyan sejak 1984 silam.
“Ibu mulai usaha ini mulai 1984 di rumah ini, resepnya masih dari ibu,” ucap Susila.
Susila kemudian meneruskan usaha milik ibunya itu sejak ibunya meninggal 2019 lalu. Sebelum itu, Susila sempat menjual ledre dengan mendirikan beberapa booth.
“Saya pertama buka warung pernah, terus Covid-19 goyang-goyang. Terus pas ibu nggak ada (wafat) rumah ini kan suwung (kosong-red) terus saya putus kontrak (ruko/warung) balik ke rumah sampai sekarang,” terangnya.(dks)
(zend)