JAKARTA, solotrust.com – Indonesia mengajukan budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO Melalui Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), pada 7 April 2022 lalu.
Perwakilan dari Ketua Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu Erwin J Skripsiadi menyatakan pengajuan nominasi sehat jamu telah dilakukan sesuai standar dan kaidah yang ditetapkan oleh UNESCO.
“Proses riset dilakukan oleh Tim Riset Jamupedia, sebuah lembaga riset dan pengarsipan budaya sehat jamu,di bawah bimbingan konsultan ahli Gaura Mancacaritadipura, sejak bulan Juni 2021,”ungkap Erwin melalui konferensi pers pada Selasa (15/3).
Riset tersebut dilakukan dengan menggandeng ratusan pelaku langsung budaya sehat jamu, mulai dari perajin jamu,penjual jamu gendong,hingga konsumen jamu yang ada di empat provinsi Indonesia Yaitu Jawa Tengah,Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY),Jawa Timur,Dan Dki Jakarta.
Seperti halnya budaya Indonesia yang lain, Jamu merupakan warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya.
Selain itu jamu telah digunakan selama ribuan tahun sebagai pengobatan yang dicatat dalam Relief Karmawibangga bertempat di Candi Borobudur.
“Pengajuan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia ke UNESCO akan membuat budaya sehat jamu semakin dikenal di ranah Internasional. Semoga Budaya Sehat Jamu yang telah menjadi kearifan lokal sejak zaman nenek moyang kita turut memberikan sumbangsih untuk ‘menyehatkan dunia’ yang saat ini sedang sakit. Ini saatnya Jamu menjamu dunia,”ujar Gaura sebagaimana dilansir Antaranews.
Dokumen persayaratan yang ditetapkan oleh UNESCO bagi negara yang ingin mengajukan warisan budaya, yakni hasil riset,foto,video dokumenter.
Upaya nominasi jamu sebagai WBTB UNESCO sudah didorong sejak 2013 yang dipelopori oleh maestro jamu seperti Mooryati Soedibyo dan Jaya Suprana,”ungkap Erwin.
Menurut tim kerja, dokumen nominasi ICH-02 telah disusun sejak Juni 2021 untuk memenuhi persyaratan tersebut dan melakukan riset budaya dalah satunya melalui pembacaan terhadap artefak yang menunjukan budaya meracik jamu seperi pada relief Candi Borobudur, prasasti Madhawapura, prasasti Bendosari dan sebagainya. (fathan)
()