Ekonomi & Bisnis

Sempat KO, Penjual Cincau Harap Tuah Ramadan Taun Ini Bisa Laris-manis Lagi

Ekonomi & Bisnis

14 April 2022 13:22 WIB

Penjual bahan minuman di Pasar Gede, Solo. Foto: Dok. solotrust.com/dks

SOLO, solotrust.com – Semenjak pemerintah melonggarkan protokol kesehatan (prokes) pada Ramadan tahun ini, pelaku usaha bisa sedikit bernafas lega. Pelonggaran tersebut  seolah menjadi secercah harapan setelah 2 tahun nyaris terombang-ambing pandemi Covid-19.

Salah satu pihak yang menaruh harap pada pelonggaran ini adalah Sipon, penjual bahan minuman yang banyak dicari ketika Ramadan; cincau, dawet, kolang-kaling, dll, di lantai 1 Pasar Gede, Solo.  Ia mengaku, selama pandemi jualannya sempat knock out (KO) alias tumbang.



Sementara pada Ramadan kali ini, penjualannya berangsur membaik kendati menurutnya belum seramai sebelum pandemi Covid-19 dulu.

“Puasa kemarin KO, yang ini baru sedikit bangkit. Peningkatannya nggak begitu tinggi, ya meningkat tapi ya nggak terlalu tinggi,” katanya Rabu (13/4) kemarin.

Diungkapkannya, salah satu jenis bahan yang ia jual, cincau hitam, sempat mengalami peningkatan pesat pada hari pertama. Ia yang biasanya rata-rata menjual 10 kg sehari, pada hari pertama puasa itu mampu menjual hingga 50 kg.

Sipon berpendapat jika jualannya sangat terpengaruh dengan cuaca. Menurutnya, hujan yang masih kerap menguyur Kota Solo hingga April atau Ramadan ini berpengaruh pada permintaan minuman-minuman di pasaran yang naik-turun.

“Nggak tentu, kadang 10 kg, tapi puasa pertama bisa 50 kg,” terangnya.

“Ini kan kadang hujan jadi nggak maksimal, memang ada kenaikan tapi sedikit,” imbuhnya.

Sementara, Sipon mematok harga cincau dalam berbagai ukuran dan harga. Untuk para pedagang minuman, ia menjual Rp6 ribu/kg-nya, selain itu Sipon menjualnya di harga Rp7 ribu/kg.

 “Ukurannya 1 kg itu 6 ribu, tapi kalau orang lewat saya jual 7 ribu, setengah kg 3.500,” jelasnya.

Sipon berharap komoditas bahan-bahan pembuat minuman lain seperti gula, tepung, dan lainnya harganya bisa stabil di pasaran. Ia pun mengaku belum berani menaikan harga lantaran khawatir dengan sedikitnya permintaan.

“Tahun ini lumayan, apalagi kalau apa-apa [bahan pokok] murah. Ini saya jualnya (harganya) nggak bisa naik, tapi nggak tak naikan (harganya), karena pembelinya kurang banyak, nggak begitu rame, lain sebelum pandemi,” terangnya. (dks)

()