BOYOLALI, solotrust.com - Penjualan empon-empon atau bahan baku untuk minuman tradisional dari Desa Rembun, Kecamatan Nogosari, Boyolali kini tembus mancanegara. Salah satu pelaku usaha empon-empon, Suwarno telah memutar roda bisnisnya sejak 1980 hingga sekarang.
Menurutnya, saat ini penjualan empon empon cenderung mengalami penurunan lantaran pengaruh musim penghujan.
“Saat ini agak turun sedikit karena ada kadar air pada bahan tersebut, tapi nanti pada bulan ke tujuh akan mengalami kenaikan permintaan,” katanya, saat ditemui wartawan di lokasi usahanya di Desa Rembun, Kamis (21/04/2022).
Saat musim penghujan seperti sekarang, diungkapkan Suwarno, permintaan empon-empon cenderung menurun. Turunnya bahan baku jamu jenis empon-empon ikut memengaruhi permintaan dari negara tetangga seperti Hongkong.
“Sementara ini bahan baku dari lokal, seperti Surabaya, Lamongan, dan daerah lain di Jawa Timur,” urai Suwarno yang juga Kepala Desa Rembun.
Sementara bahan baku lainnya, seperti jahe dan kencur dapat didatangkan dari wilayah Simo, Andong, Nogosari Boyolali dengan kualitas bagus. Adapun jahe merah didatangkan dari wilayah Sumatra, Pacitan, Ponorogo, dan Wonogiri.
“Dari wilayah Boyolali ini jahe dan kencur juga, tapi kami juga cari yang kualitasnya bagus. Kalau jahe merah kami ambil dari Sumatra dan Pacitan,” kata Suwarno.
Saat ini permintaan terbanyak adalah kayu secang, jinten hitam, jahe, dan manis jangan. Permintaan datang dari wilayah Jakarta, Semarang, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
“Kalau bahan bahan baku seperti jahe, kayu secang, jinten hitam ini hampir seminggu sekali. Paling lama dua minggu sekali pengiriman barang ke sejumlah pabrik jamu di wilayah Indonesia,” jelas Suwarno.
Setiap pekan, dirinya mengaku dapat memasarkan bahan baku jenis empon-empon rata-rata sekira 20 hingga 30 ton. Sementara soal harga bervariasi, seperti misalnya kapulaga Rp45 ribu per kilogram, secang Rp25 ribu per kilogram, dan jahe Rp47 ribu per kilogram.
“Harga bervariasi bergantung jenis barangnya,” terang dia.
Lebih lanjut Suwarno mengatakan, kondisi musim sekarang tidak menentu sehingga dapat memengaruhi pola pengeringan empon-empon. Selain itu, musim penghujan memengarui pasokan bahan baku yang didatangkan dari para petani.
“Sekarang ini para petani belum masa panen. Ada keterlambatan sedikit untuk bahan baku jenis jahe. Musim penghujan memengaruhi penjemuran yang berakibat terhadap kualitas barang,” katanya. (jaka)
(and_)