Ekonomi & Bisnis

Menilik UMKM Kota Solo, Dari “Tidak Sengaja” Hingga Sukses Bertahan

Ekonomi & Bisnis

23 Mei 2022 11:11 WIB

Salah satu produk UMKM Kota Solo, Kripik Pisang yang berawal dari ketidaksengajaan. (Foto: Dok. Solotrust.com/livia/riesta)

SOLO, solotrust.com – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tengah menjadi perhatian, adanya dukungan program dari pemerintah juga ikut mensukseskan dan mengembangkan bisnis rumahan yang dijalankan masyarakat.

Berdasarkan pantauan dari Solotrust.com (21/5) pada sejumlah UMKM di Kota Solo yang mulai berkembang pesat. Salah satu pelaku usaha UMKM, Arva Rochmawati mengungkapkan ide bisnis tersebut bermula dari ketidaksengajaan dan antusiasme konsumen.



“Usaha ini berjalan dari unsur ketidaksengajaan mendapat pisang banyak dan bingung mau dimasak apa. Akhirnya saya olah menjadi criping pisang, setelah matang saya posting di status WA banyak yang respon dan langsung pesan. Saat awal usaha itu po (preorder) yang masuk langsung 300 pack. Alhamdulillah dengan adanya antusiasme yang lumayan, jadi saya bertekad menekuni bisnis ini,” tuturnya pada Solotrust.com.

Arva menjelaskan melihat dari prospek usaha yang ia jalani, ada peningkatan dari segi penjualan. Jika dulu hanya melalui reseller saat ini produknya sudah dapat masuk ke beberapa toko oleh-oleh di Kota Solo dan Jogja.

Konsumen yang datang juga tidak hanya warga lokal saja melainkan sudah masuk turis mancanegara.

Arva juga menambahkan adanya kenaikan sejumlah bahan baku turut mempengaruhi produksi kripik pisangnya.

“Kami mengatur strategi juga supaya tetap dapat bertahan apalagi dalam masa pandemi ini memang keinginan awal bisa membuka lapangan pekerjaan buat orang jadi otomatis harga disesuaikan dengan bahan baku yg naik misal minyak naik 50 persen,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan pelaku usaha UMKM lain, Maoureen yang mengatakan jika kenaikan bahan baku di pasar otomatis akan mempengaruhi harga penjualan.

“Bahan baku dipasaran naik ya, ya tetep naik mulai dari Rp.15 ribu sampai sekarang harganya itu Rp.20-25 ribu, soalnya kan dilihat dari kualitas rasa. Tapi kita menaikkan itu juga memberi nilai lebih, nggak Cuma menaikkan rasane podo wae (sama saja-red), kemasannya podo wae (sama saja-red). Trus abis itu rasane yo gur kuwi-kuwi wae (hanya itu-itu saja-red), nggak seperti itu,” jelas Maoureen.

Maoureen juga turut menjelaskan bahwa UMKM yang sedang dijalaninya dapat berkembang saat ini karena menggunakan google business yang disarankan oleh Kominfo. Menurutnya hal tersebut dapat membantu usahanya dapat mengalami peningkatan hingga sekarang. (livia/riesta)

(zend)