Hard News

UMKM ini Produksi Official Merchandise APG XI 2022 Rajamala, Siap Dikirimkan ke Panitia

Nasional

23 Juli 2022 15:18 WIB

Pengerjaan official Merchandise ASEAN Para Games XI 2022 di Sanggar Wayang Gogon, Jebres Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/tiv)

SOLO, solotrust.com – Sanggar Wayang Gogon di Jebres, Solo, ditunjuk sebagai rumah produksi official merchandise ASEAN Para Games (APG) XI tahun 2022.

UMKM ini hampir merampungkan 2.600 wayang kulit Rajamala yang menjadi pesanan gelaran bertaraf internasional itu.



Pemilik Sanggar Wayang Gogon, Margono bercerita ia menyiapkan 15 sampel wayang Rajamala dari berbagai bahan seperti kayu, akrilik hingga kulit.

“Karena waktu kita tinggal tiga hari lagi dan tanggal 26 ini akan saya kirim ke panitia. Jadi sebanyak 2.600 (wayang kulit) kita harus menyelesaikan dan kita sudah ditahap pengemasan. Mulai dari pemasangan gapit, terus kita finishing juga pemasangan tangan, dan pemasangan dudukannya ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Margono menjelaskan dalam pengerjaan wayang Rajamala ini olehnya dibagi menjadi lima tim. Baik desain, menata kulit, mewarnai, membuat dudukan kayu, membuat tulisan, bahkan memasang gapit semua terdapat tugasnya sendiri.

Pembuatan wayang kulit Rajamala ia kebut dengan menggandeng sekira 80 pengerajin.

“Dikerjakan lebih dari 50 pekerja, kurang lebih 80-an lah. Waktu pengerjaan nonstop 24 jam tergantung kondisi teman-teman juga,” ujar Margono.

Bahan kulit yang dipakai pun beragam. Namun hal ini tak mengurangi kualitas wayang buatan Margono.

“Untuk bahannya sendiri menggunakan kulit baik sapi, kerbau, dan ada juga etawa,” jelasnya.

Margono mengungkapkan pemilihan desain wayang Rajamala pun menemui jalan berliku. Mulai dari bentuk karakter yang modern hingga berbagai bahan yang akan dipakai.

Namun akhirnya wayang Rajamala yang disetujui kembali pada desain tradisional yang memang merupakan gaya Kota Solo.

“Tetapi dari contoh-contoh itu tidak ada yang disetujui, akhirnya kembali lagi kedesain tradisional dan akhirnya yang desain tradisional yang buat saya karena ya Rajamala bentuknya tidak bisa dirubah, dan ini yang tradisional khusus gaya Solo,” ungkapnya.

Margono mengaku kendala yang dihadapinya adalah waktu pengerjaan yang mepet. Namun ia memastikan produk UMKM wayang Rajamala yang ia buat mampu selesai tepat waktu tanpa mengurangi kualitasnya.

“Hambatannya kita masalah waktu itu pasti, kita harus menyelesaikan dalam waktu kurang lebih 10 hari kita harus menyelesaikan 2.600, jadi begitu diacc langsung dibagi dengan perencanaan yang matang mulai dari tugas, pekerja, dan target dalam sehari,” ungkapnya.

Dalam dunia wayang, karakter Rajamala digambarkan sebagai seorang senopati yang tak terkalahkan. Ia memiliki kesaktian bisa hidup kembali saat terkena air.

Diberitakan Solotrust.com pada Sabtu (23/7), dalam Babad Ageng Baita Kyai Rajamala, pada masa pemerintahan Pakubowono IV, Putra mahkota Raden Mas Sugandi membuat perahu yang diberi hiasan Canthik Rajamala terinspirasi dari kesaktian tokoh Rajamala yang diletakan di haluan. Hal tersebut menjadi simbol kekuatan ketika berlayar.

Maskot APG XI tahun 2022 ini terinspirasi dari Canthik Rajamala peninggalan Keraton Kasunanan Pakubuwono V dan VII yang disimbolkan sebagai Tolak Bala untuk kelancaran kegiatan. (tiv/ltf)

()

Berita Terkait

Berita Lainnya