Hard News

Koleksi Vespa Sejak 2010, Pemuda Mods Ini Kapok Jual Vespa

Jateng & DIY

31 Mei 2022 10:33 WIB

Pemuda asal Colomadu, Karanganyar, Topa Sudiro, menunggangi motor Vespa PX 150 Sport keluaran 1983. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Old but gold, frasa ini mungkin diamini pemuda asal Colomadu, Karanganyar sekaligus salah satu anggota komunitas Surakarta Mods Squad yang memiliki vespa tua, Topa Sudiro. Pemuda yang sore itu, Sabtu (28/5) menggenakan pakaian ala skinhead dengan sepatu docmart serta kemeja tartan ini mengaku memiliki unit Vespa sejak 2010.

Di awal mengoleksi kuda besi tua asal Negeri Menara Miring itu, Topa menuturkan sempat menjual beberapa Vespanya. Namun, lantaran harga Vespa semakin melambung setiap tahunnya, ia kapok menjual Vespa sejak 2014 silam.



Topa menunjukan salah koleksinya, PX 150 Sport keluaran 1983 yang ia bawa di acara tahunan Surakarta Mods Squad, Solo Mods MayDay 2022 di Bengawan Solo Park. Ia membeli itu di tahun 2017 dengan harga Rp1 juta. Diungkapkan, Vespanya kini bisa laku hingga Rp20 jutaan.

Sementara itu, dicek di berbagai marketplace, Vespa milik Topa dibanderol di harga Rp8-25 jutaan.

"Dulu vespa ini beli harga seribu, Rp1 jutaan, kalau sekarang ternyata ganti harga, minimal ya Rp15-20 jutaan, kalau tahun-tahun yang lebih tua pasti lebih malah, makin tua makin mahal," kata Topa kepada Solotrust.com, Sabtu (28/5).

"Pertama beli vespa 2010, tapi itu dijual-jual. Paten nggak jual 2014, udah kapok jual vespa," imbuhnya.

Soal perawatan, diungkapkan, ia tak menemui kendala berarti. Namun menurutnya, Vespa sering mengalami trouble (masalah-red) di bagian busi.

"Perawatan sama saja sama motor biasa, rutin ganti oli sama pemakaian yang standar saja, nggak usah galak-galak, cara merawat pakai hati, yo ra. Vespa itu trouble paling di busi, klomoh (basah-red), itu dilepas dibersihin, nyala lagi,"

Demikian, Topa mengungkapkan baru mengganti businya sebanyak satu kali sejak 2017. Padahal vespanya sering ia gunakan touring Jawa, Bali, hingga Sumatra, terutama di akhir pekan.

Hanya saja, perkara mogok masih sering terjadi. Kendati hal itu sudah ia lumrahkan.

"Ganti busi baru sekali tok, udah nggak ada trouble lainnya, padahal sering dipakai touring. Paling jauh muter Jawa, Sumatra, sama Bali tok, Kalimantan, Papua belum, tapi pengin," ucapnya.

"Mogok itu kalau di vespa sudah nama tengahnya, yoi," kelakarnya.

Hingga kini, pemuda yang bergabung ke Surakarta Mods Squad ini mengaku punya 7 buah kendaraan Vespa tua di rumahnya. Soal pilihan, ia enggan beralih ke Vespa modern, lantaran baginya Vespa tua lebih nyeni dibandingkan Vespa-vespa keluaran anyar.

"Sebenarnya sama saja (Vespa lama dan baru), sama-sama makai itu tetap kelihatan klasik, kalau kesenangan lebih suka yang tua. Yang matic kan enak tuh tinggal gas, kalau yang ini ada seninya, oper gigi pakai tangan kiri, kopling tangan kori, rem di kaki, yoi," ujar Topa.

"Sekarang punya 7. Jumat, Sabtu, Minggu ganti Vespa," ungkapnya. (dks)

(zend)