Ekonomi & Bisnis

Unik dan Inspiratif! Pot Tanaman Hias Dari Limbah Kelapa Muda

Ekonomi & Bisnis

10 Juni 2022 11:33 WIB

Produk UMKM SPSS Handicraft, pot dari kelapa muda kering. (Foto: Dok. Solotrust.com/astin)

SOLO, solotrust.com – Limbah menjadi salah satu masalah lingkungan yang masih menghantui kelestarian alam. Padahal jika diolah, limbah dapat memiliki nilai jual.

Salah satu pelaku UMKM di kota Solo, Hari Wiradi misalnya, yang memulai usaha pembuatan pot tanaman hias berbahan dasar limbah kelapa muda.



Melihat banyaknya limbah kelapa muda di sekitar rumahnya yang beralamat di Gajahan RT 01 RW 02, Gajahan, Pasarkliwon, ia tergerak untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi barang yang bernilai. Usaha ini kemudian ia beri nama SPSS Handicraft. SPSS ini singkatan dari Sekolah Pegiat Sanitasi dan Sampah. 

Uniknya, pot buatan Hari ini bukan menggunakan bathok, melainkan kelapa muda utuh itu sendiri. Limbah kelapa muda itu didapatkannya dari penjual-penjual es kelapa muda secara cuma-cuma, dikarenakan para penjual harus membayar jika ingin membuang kelapa muda sisa dari penjualannya.

“Karena selama ini tidak banyak orang yang memanfaatkan limbah ini. Jadi ceritanya limbah ini kalau dari survey tadi hampir semua tempat itukan rata-rata dibuang untuk membuangnya si penjual ini harus bayar. Nah, ini kita coba untuk membuat menjadi lebih berguna yaitu dengan dijadikan pot,” katanya saat berbincang Solotrust.com Kamis (9/6).

Hari mengatakan pembuatan pot ini sangat mudah bahkan semua orang dapat mempraktekkannya di rumah.

Pertama dengan mengeringkan limbah kelapa muda terlebih dahulu, dan harus benar-benar kering agar menghindari tumbuhnya jamur. Lalu kelapa diamplas untuk menghilangkan sisa kotoran. Kemudian dapat dicat sesuai selera.

Hari mengaku saat ini ia belum memasarkan produk buatannya secara daring. Harganya pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp10 ribu hingga Rp25 ribu tergantung isian tanaman pada pot kelapa muda.

Ia mengaku fokus utamanya adalah tentang bagaimana cara dalam mengubah sampah menjadi nilai tambah. Namun karena adanya keinginan agar kegiatan ini menjadi produktif maka Hari membuatnya menjadi usaha.

“Berdirinya bukan karna niat untuk dijadikan UMKM, jadi awalnya memang karna kita pengen tadi bagaimana mengubah sampah menjadi nilai tambah, kemudian berpikir kalau hanya ini tok selesai-selesai itu tidak produktif,” jelasnya.

Selain itu, kelebihan dari pot kelapa muda ini terletak pada sifatnya yang ramah lingkungan, juga nilai artistik dan kealamian dari kelapa muda kering tersebut.

“Sebenarnya bentuknya masih sama ya tetapi ketika ini sudah diberi beberapa sentuhan maka ini menjadi sebuah komoditi yang kemudian jika dipasang nilainya sudah berkali-kali lipat. Kalau bagi kita yang kemarin sudah berpikir back to nature atau zero waste, mungkin kalau disuruh memilih antara pot yang plastik dengan yang ini mungkin akan memilih ini,” tandasnya. (astin/almi)

()