SOLO, solotrust.com - Lampu di Teater Arena semula redup menjadi padam kemudian terdengar musik menderu. Tak berselang lama lampu terlihat menyoroti salah seorang pemain di atas panggung.

Tak hanya sekali, namun semua pemain di atas panggung bergantian disinari lampu sembari bermonolog, berkeluh kesah tentang nasib hidup mereka masing-masing. Hal itu sebagai gambaran orang-orang marginal, seperti penjual minuman, tukang pijat payung, penjual baju bekas, dan pengayuh becak.

Itulah sedikit gambaran tentang pertunjukan Payung Bunder dilakukan Sanggar Seni Kemasan, Teater De Bocah dan Rumah Kita Baluwarti di Teater Arena TBJT, Selasa (28/06/2022). Pertunjukan disutradarai Budi 'Bodot' Riyanto ini juga didukung Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) dan Surakartea.

Payung Bunder selama ini merupakan kerja kolektif dari Sanggar Seni Kemasan untuk channel YouTube dalam menyiasati pandemi, sengaja diangkat ke dalam sebuah pertunjukan  secara langsung.

Diperkuat sejumlah aktor kawakan Soloraya, di antaranya Bambang Sugiarto, Tresno Santoso, Yustinus Popo hingga Budi 'Bodot' Riyanto, pementasan Payung Bunder sukses memuaskan dahaga para penonton yang penuh sesak memadati Teater Arena.

Budi 'Bodot' Riyanto saat berbincang dengan solotrust.com, Rabu (29/06/2022), menagatakan latar belakang pementasan Payung Bunder secara langsung di panggung.

"Setelah kondisi pandemi semakin terkendali, kami mencoba mengalih wahana media virtual ke pentas panggung secara langsung dan ditonton oleh pemirsa," ungkapnya.

Lebih lanjut Bodot mengatakan, pertunjukan malam itu sebagai bentuk rasa syukur karena sajian Payung Bunder di channel YouTube sudah memasuki episode ke-90.

Selain itu, adanya pementasan secara langsung di panggung bisa menjaring para penonton yang belum sempat menyaksikan Payung Bunder secara online. (dd)

(and_)