Hard News

TIIWG G20 Kedua di Solo: Indonesia Dorong Perekonomian Global Setara, Adaptif, dan Berkelanjutan

Global

06 Juli 2022 16:51 WIB

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia (kiri) dan Badan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Indonesia sekaligus Ketua Pertemuan TIIWG G20 Djatmiko Bris Witjaksono (kanan). (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Indonesia membahas tiga poin utama dalam pertemuan Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 kedua di Solo untuk perekonomian global, yakni mendorong perekonomian global yang setara, adaptif dengan kondisi pandemi Covid-19, serta perekonomian global yang berkelanjutan.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Indonesia sekaligus Ketua Pertemuan TIIWG G20 Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan seluruh negara di dunia mesti memiliki posisi egaliter alias setara dalam upaya meningkatkan perekonomian.



Penyetaraan itu harus sejalan dengan keinginan seluruh negara untuk mereformasi organisasi perdagangan dunia alias World Trade Organization (WTO).

"Bagaimana kita memastikan proses reformasi WTO itu bisa berjalan sesuai dengan aspirasi semua member WTO termasuk negara-negara berkembang dan tidak berkembang. Kesamaan posisi di antara negara-negara tidak hanya di G20 tetapi di seluruh dunia, bahwa negara-negara berkembang negara-negara LBC juga punya suara punya hak untuk maju," ujarnya kepada awak media usai TIIWG kedua di Hotel Alila, Solo, Rabu (6/7) siang.

Selanjutnya Indonesia terus mendorong perekonomian global yang adaptif dengan situasi pandemi. Rancangan global ini merupakan kelanjutan dari pembahasan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO di Jenewa, Swiss, Juni lalu.

Diharapkan TIIWG kedua Solo ini dapat terus mematangkan sistem yang sudah dirancang tersebut.

"Perkembangan terakhir sudah memberi satu dorongan sebagai contoh pertemuan KTM WTO kemarin di Jenewa di bulan Juni itu memberikan output yang sangat baik, diharapkan sejalan dengan outcome yang kita dorong di pertemuan G20," tuturnya.

Dan yang tidak kalah penting Indonesia terus mendorong perancangan ekonomi global berkelanjutan dengan memerhatikan isu lain seperti lingkungan, claimer, hingga farmer.

Hal ini diperlukan satu kesamaan pandangan dari negara-negara G20 untuk mewujudkan hal tersebut

"Proses investasi yang berkelanjutan, systemable investment, jadi investasi yang memerhatikan aspek-aspek lingkungan, claimer,mengenai farmer khusus e government. Saya rasa kami di kelompok kerja working group akan ada kesamaan pandang di tingkat menteri, ada satu komunikasi bersama," tuturnya.

Ia menegaskan, bahasan dalam pertemuan TIIWG kedua Solo ini merupakan upaya untuk menyukseskan tiga agenda prioritas Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Di mana, ketiga agenda itu ialah memperkuat arsitektur kesehatan global, mendorong digitalisasi, dan terakhir memastikan adanya energy transition.

"Kami di kelompok kerja ini tentunya menjawab bagaimana menyukseskan ketiga agenda prioritas yang sudah dicanangkan Bapak Presiden sebagai agenda utama presidensi Indonesia," tukasnya.

Lebih detail Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan Indonesia tengah mendorong proses tersebut dengan melakukan hilirisasi.

Untuk diketahui, hilirisasi merupakan upaya meningkatkan nilai tambah dengan mengelola atau memurnikan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau jadi.

"Lingkungan itu bisa kita jaga kalau tidak penambangan liar terus terjadi. Penambangan yang tidak bisa mengukur volume kapasitas produksi kita, ini bahaya," ucapnya.

Lewat TIIWG Indonesia memperjuangkan pelarangan penjualan timah, nikel, dan bauksit untuk menyukseskan visi tersebut. Nantinya kebijakan itu akan menjadi win-win solution atau solusi yang sama-sama menguntungkan bagi perekonomian internasional.

"Kita pengen ada kolaborasi positif yang menguntungkan yang win-win (solution) kepada semua negara," tukas Bahlil. (dks)

(zend)