Hard News

Nonton sambil Makan Gratis, 12 Hari Berturut-turut Wayang Potehi Khas Tiongkok Hibur Warga Solo di Kelenteng Pasar Gede

Jateng & DIY

18 Juli 2022 12:37 WIB

Pembukaan pertunjukan wayang potehi di Kelenteng Tien Kok Sie Pasar Gede, Jalan RE Martadinata, Solo oleh Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa (kanan), Minggu (17/7) malam. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Kelenteng Tien Kok Sie Pasar Gede Solo menggelar pertunjukan khas Tiongkok wayang potehi setiap malamnya selama 12 hari berturut-turut, mulai Minggu (17/7) kemarin hingga Kamis (28/7) mendatang di kelenteng setempat Jalan RE Martadinata, Solo.

Tak hanya pertunjukan wayang khas Tiongkok, warga juga dapat menikmati sajian pangan gratis yang disediakan setiap harinya di kelenteng tersebut. Pertunjukan ini dapat disaksikan masyarakat umum.



Waktu pertunjukan dibagi menjadi dua sesi yakni pukul 16.00-18.00 WIB untuk sesi 1 dan 18.30-20.30 WIB di sesi 2. Pihak kelenteng mendatangkan penampil/seniman wayang potehi dari Jombang dan Surabaya.

"Setiap hari selama 12 hari, dan ini hari pertama, dibuka untuk umum kita sediakan makanan untuk umum juga, siapapun boleh masuk makan bersama, dan boleh belajar," kata Ketua Yayasan Klenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya saat ditemui awak media, Senin (17/7) malam.

Sementara itu, Sumantri menjelaskan, pertunjukan wayang yang disuguhkan ini merupakan peninggalan leluhur etnis Tionghoa yang bermigrasi dari Tiongkok ke Indonesia. Lebih khusus, kebudayaan ini dibawa suku Hokkian dari selatan Tiongkok.

Pementasan wayang itu menampilkan lakon-lakon dan cerita sejarah asal Negeri Tirai Bambu dari Dinasti Xia hingga Dinasti Qin. Di malam pertama, Kelenteng Tien Kok Sie Pasar Gede menampilkan cerita Sun Go Kong.

"Cerita-cerita dari sejarah Tiongkok itu sangat panjang, 4.000 tahun yang lalu itu catatan masih ada, jadi ada Dinasti Xia, sampai Dinasti terakhir Qin," tuturnya.

Diungkapkan Sumantri, wayang potehi mengalami pasang-surut selama dipentaskan di Nusantara. Wayang Tiongkok tersebut sempat dibatasi selama orde baru (Orba) hingga dapat ditampilkan kembali seperti saat ini.

Sementara, pertunjukan 12 hari berturut-turut di Kelenteng Tien Kok Sie Pasar Gede pertama kali ada sejak 2010 silam. Namun, pertunjukan tahunan ini sempat mandek sesaat selama 2 tahun Covid-19 hingga kembali digelar tahun ini.

Pertunjukan wayang 12 hari berturut-turut itu digelar setiap tahunnya mulai tanggal 19 bulan Lak Gwee tahun Imlek. Wayang potehi ditampilkan oleh 5 orang, masing-masing satu dalang dan pembantu, serta tiga pemain musik.

"Wayang potehi sudah ratusan tahun masuk Indonesia, pernah dihentikan pemerintahan Orba — mohon maaf ini tidak berbicara politiknya tetapi sejarahnya — kita tidak boleh memainkan wayang potehi ini, (setelahnya) mulailah akses sosial budaya kesenian (Tionghoa) dibuka seluas-luasnya sampai saat ini," ungkapnya.

Sementara itu, pertunjukan wayang potehi pertama setelah 2 tahun Covid-19 dibuka oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa. Ia berharap, pertunjukan budaya ini dapat menumpas dahaga masyarakat akan pertunjukan budaya setelah mati suri oleh pandemi.

"Harapannya dibuka kembali 2022 ini wayang potehi bisa dinikmati oleh warga masyarakat, selama 12 hari datang sambil makan, ini gratis," ujarnya di kesempatan yang sama.

Selain itu, pertunjukan wayang yang dapat dinikmati masyarakat lintas kalangan ini diharapkan akan mempererat persatuan dan menumbuhkan nilai kebhinnekaan. Perbedaan bagi Teguh, akan akan mewarnai kehidupan bermasyarakat.

"Jangan dimaknai bahwa tempat ibadah kemudian budaya wayang potehi ini sangat berpengaruh kepada kehidupan bangsa dan bernegara, justru akan mewarnai kehidupan bangsa dan bernegara," pungkasnya. (dks)

(zend)