Hard News

Sudah Menunjukan Tanda Baik, Keraton Solo Terus Pantau Kesehatan Kebo Bule Jelang Satu Sura

Jateng & DIY

27 Juli 2022 10:27 WIB

Kerbau bule saat digiring untuk dipindah masuk ke dalam Keraton Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Keraton Kasunanan Solo tengah mengkarantina sebanyak lima kerbau (kebo) bule ke Magangan area dalam keraton, Selasa (26/7). Lima kerbau itu dipindah dari kandang Mahesa Pusaka KagunganDalem Alun-alun Kidul.

MantenDalem Keraton Solo, Kanjeng Raden Aryo (KPA) Riski Ajidiningrat menyebut kelima kerbau yang dievakuasi ini terdampak Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) beberapa waktu lalu, namun kondisinya mulai membaik.



Untuk itu kerbau dikarantina sementara ke dalam keraton. Hal ini juga untuk mengantisipasi persebaran wabah PMK ke kerbau lain di kandang Alun-alun Kidul serta guna memantau kesehatannya.

"Dengan pertimbangan dokter dan mempertimbangkan kesehatan fisik mahesa, dan kita lihat kondisi fisik mahesa yang terdampak pertama itu sudah berangsur memulih membaik, makanya kami evakuasi ke tempat yang steril tanpa adanya lalu-lalang manusia," ujarnya.

Kerbau akan dicek di labolatorium untuk memastikan kesehatannya.

"Karena kena-nya semingguan yang lalu, dia sudah melalui fase kritis, virus mungkin sudah turun, nanti kita dukung dengan pengecekan lab, jadi ada pengecekan lab, untuk memastikan imunitas tubuh itu bagus atau tidak," tuturnya.

Sementara itu menyinggung Kirab Satu Sura, Wakil Penggageng Sasana Wilapa Keraton Solo, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Dani Nur Adiningrat menuturkan sejauh ini belum ada kepastian kirab.

Pihaknya akan mempertimbangkan rekomendasi tim medis.

"Untuk kirab masih on the track, jadi ada berbagai kemungkinan. Kita sudah memiliki pertimbangan dari saran dokter hewan yang dari DKPP dan juga tim dokter hewan keraton untuk pelaksanaan kirab apakah mahesa bisa dilibatkan atau tidak," tuturnya.

Ia menyebut ada berbagai kemungkinan berkenaan dengan kirab. Salah satunya ialah menyederhanakan rute dengan mengkirab di area Baluwarti saja.

Menurutnya, penyederhanaan rute bukan sesuatu yang baru bagi keraton. Sebab, sebut Dani, sebelumnya kerbau pernah dikirab hanya di area Baluwarti.

"Mengenai rute di last minute dikoordinasi dengan Pemkot Solo apakah akan diperpanjang rutenya atau kembali ke rute sebelum tahun 1974, (dulu) Kirab Pusaka keliling Baluwarti, baru setelah peristiwa Malari Presiden Suharto meminta pada Sinuwun Pakubuwono ke XII agar dampak doa kirab itu bisa meluas maka kirab dikelilingkan di luar dari tembok keraton," jelasnya.

Kemungkinan lain ialah upacara malam satu Sura tetap digelar tanpa kirab seperti yang dilaksanakan keraton selama masa pandemi Covid-19.

"Covid pun walaupun tidak ada kirab rangkaian upacaranya tetap berjalan pusaka tetap mios walaupun tidak dikirab," imbuh Dani.

Kepastian kirab akan diputuskan pihak keraton jelang malam satu Sura.

"Nanti akan evaluasi di last minute, seperti yang diketahui mahesa-nya sudah lumayan pulih sehari dua hari makanya dari dalam," pungkasnya. (dks)

(zend)