Hard News

Indonesia Serasi, Demi Masa Depan Persatuan Indonesia Lebih Baik

Sosial dan Politik

3 Agustus 2022 16:33 WIB

Gerakan Indonesia Serasi yang didukung banyak musisi nasional dan tokoh nasional

SOLO, solotrust.com - Krisis moral dan nasionalisme akhir-akhir ini melanda generasi penerus bangsa Indonesia. Selain muncul kecenderungan lebih bangga terhadap budaya luar negeri dibandingkan budaya sendiri, tidak mengedepankan sikap menghargai orang lain dalam berperilaku, terutama dalam media sosial juga menjadi persoalan utama. 

Hal itu kemudian memunculkan banyaknya kasus bullying di antara anak muda atau generasi Z, serta adanya konten-konten kebanggaan atas ekspansi budaya luar negeri. Atas fenomena tersebut kemudian muncullah gerakan tanda pagar (Tagar) #IndonesiaSerasi, untuk mencegah perpecahan Indonesia. 



Diinisiasi musisi Hadad Alwi, Indonesia Serasi memilih musik sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan persatuan. Menurutnya, musik bersifat universal sehingga bisa diterima masyarakat dari berbagai golongan, tingkat ekonomi, dan pendidikan apa pun. 

"Diperlukan sebuah gerakan yang bersifat independen, lintas suku, agama, ras, dan golongan, serta tidak berafiliasi dengan lembaga atau organisasi mana pun," papat Hadad Alwi dalam konferensi persnya lewat Zoom beberapa waktu lalu.

Gebrakan pertama gerakan Indonesia Serasi didukung banyak musisi nasional dan tokoh nasional ini dilakukan dengan peluncuran lagu pertamanya berjudul "Indonesi Serasi". Lagu dibawakan tiga musisi muda Indonesia, Kamasean Matthews, Abraham Kevin, dan Ebith Beat A, mengadaptasi dan mengaransemen ulang musik dari lagu-laagu daerah di Indonesia. Lagu ini mengajak generasi muda untuk lebih menghargai adanya beda pendapat. 

"Senang bisa berkontribusi memberikan sumbangan lewat lirik-lirik yang menyemangati. Lirik dibuat di tengah pandemi, di tengah saling menjaga kesehatan dan ini semua demi kebaikan," ucap Ebith Beat A. 

Hal senada diuraikan Abraham Kevin. Menurutnya, era digital saat ini merupakan masa kian mudahnya informasi menyebar. Sisi negatifnya, saat ini generasi Z kurang serasi ditunjukkan dengan banyaknya hal negatif ditampilkan dalam media sosial (Medsos), termasuk banyaknya kalimat bullying

"Bahkan Indonesia menjadi negara tidak tersopan se-Asia di medsos. Itu menjadi PR (pekerjaan rumah) kita untuk mengubahnya, baik di dunia maya atau pun dunia nyata. Perlu ditingkatkan lagi keserasiannya," papar dia.

Sementara itu, Kamasean Matthews menambahkan, melalui Indonesia Serasi, menjadi upaya awal untuk menggerakkan gelombang kebaikan di tengah keberagaman. 

"Tantangannya adalah bagaimana kita bisa menyampaikan pesan yang terkandung lewat lagu ini. Ada satu gerakan yang kita mulai di sini, tidak hanya sekadar menyanyikan lagu. Ini adalah gelombang kecil untuk gerakan ke depan lebih baik," tukasnya.

Di lain sisi, Indonesia Serasi sudah menyiapkan sejumlah lagu yang akan disebarluaskan selama setahun ke depan melalui berbagai platform media sosial, seperti YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan lainnya. (awa)

(and_)