SOLO, solotrust.com - Wakil Walikota Solo, Teguh Prakosa sebut kasus positif Covid-19 di Solo pada bulan Agustus naik dibanding beberapa bulan sebelumnya. Namun hal tersebut masih berimbang dengan angka kesembuhan.
Usai rapat koordinasi satgas Covid-19 Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di Balai Kota, Teguh mengungkapkan jika peningkatan kasus Covid-19 di bulan Agustus menjadi hal yang biasa karena masih berimbang dengan angka kesembuhan.
“Yang minggu kemarin aja udah naik waktu kita rapat itu. Kan sudah naik saya sampaikan, ini naik pun harusnya angkanya imbang dengan kesembuhan, saya kira hal yang biasa,” ujar Teguh pada Solotrust.com, Senin (15/08).
Kasus tertinggi harian mencapai 15 orang. Sedangkan kasus meninggal tercatat sebanyak 3 orang dengan rincian satu orang usia lanjut, dua orang dengan komorbid.
"Kasusnya kan perhari ada 5, ada 10, paling 15. Kalau kasus meninggal, di minggu-minggu kemarin ada 3 to, 1 lanjut usia, 2 komorbid meninggal di ICU,” jelasnya.
Diharapkan peningkatan kasus Covid-19 saat ini dapat ditekan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga jadwal yang telah diatur sampai Desember nanti tidak akan mundur.
"Kalo peningkatan saya kira prediksinya para ahli memang khusus ini di puncaknya. Harapan kami bisa menekan angka Covid, mendorong ekonomi. Karena kita sudah tidak bisa mundur lagi," ungkapnya Teguh.
“Jadwal kegiatan yang sampai Desember itu tetap kita lakukan dengan jalan ya kami menghimbau sekolah yang kemarin sudah ditutup oleh Kepala Dinas itu, ya kita menghimbau sekolah-sekolah yang lain untuk tetap prokes,” tambahnya.
Sedangkan mengenai capaian vaksinasi booster, Teguh mengungkapkan jika sekitar 70 persen warga Solo sudah vaksin.
“Kita ini sudah 70 persen, tadi sudah disampaikan jika kita capaiannya udah tinggi,” ujarnya.
Selain itu, Teguh menyatakan bahwa untuk perjalanan umum dalam negeri bagi yang berusia dibawah 18 tahun harus melakukan antigen atau PCR.
"Ini kita hanya mengatur perjalanan angkutan umum dalam negeri. Jadi kalo dia belum 18 tahun keatas, kalo mereka belum booster dia harus antigen atau PCR,” kata Teguh. (ber/lai)
(zend)