Solotrust.com - Perang selalu berdampak buruk bagi kedua belah pihak. Tentunya akan ada orang-orang dirugikan di garis terdepan, baik bagi pihak penjajah atau pun terjajah.
Seorang mantan tentara Belanda bernama Wim Scott berkunjung ke sebuah desa bernama Ngancar. Di masa prakemerdekaan, ia pernah melakukan penyerbuan ke wilayah itu.
Wim Scott pun menuju ke sebuah rumah dan kebetulan seorang penghuninya duduk lesehan di serambi. Mengetahui ada penghuni rumah, Scott bergegas menemuinya.
"Apakah anda melihat apa yang saya lihat saat itu?" tanyanya kepada seorang pria tua, dikutip solotrust.com dari cuplikan Dokumenter 'Tabee Tuan' (NCRV) 1996 di akun YouTube Album Sejarah Indonesia, Selasa (23/08/2022).
Pria bernama Karsomo itu pun kemudian menanggapi dengan sebuah cerita kelam masa lampau di rumah tersebut.
"Orang yang dibunuh dengan parang adalah sepupu saya," ucapnya.
Scott lalu menanyakan posisi Karsomo ketika itu, apakah sedang di dalam rumah atau bagian lainnya.
"Tidak, di sisi lain lokasi," sahut Karsomo.
Spontan karena teringat masa lalu, Scott pun menyalami Karsomo sebagai tanda permintaan maaf atas kesalahannya waktu itu yang telah melakukan penyerbuan. Sejurus kemudian, Scott menangis sesenggukan karena menyadari kesalahannya di masa lalu.
Ia lantas masuk ke dalam rumah dan masih teringat tempatnya dulu datang sebagai pasukan penjajah.
"Ya, saya mengenali ini semua," tandasnya.
Setelah itu, di tempat lain saat duduk bersama, Karsomo menceritakan detail dari kejadian sewaktu Scott dan kawan-kawannya menyerbu desa tempatnya tinggal.
"Dia dibacok sebanyak tiga kali. Ketika dalam kondisi sekarat, dia kembali lagi ke halaman rumah dan menembaknya pakai pistol," kisah Karsomo.
Karsomo menyaksikan kejadian itu merasa sakit hati atas perlakuan pasukan penjajah terhadap sepupunya yang berakhir tragis.
Scott pun menyatakan maksud kedatangannya ke desa Karsomo ingin meminta maaf atas kekejamannya di masa silam.
"Saya datang ke sini, ingin menyampaikan permintaan maaf atas apa yang telah terjadi. " ungkap Scott.
Mendapatkan permintaan maaf langsung dari orang yang pernah berbuat keji terhadap keluarganya, Karsomo pun dengan ikhlas dan lapang memaafkan Scott.
"Baiklah. Saya maafkan dia," ucap Karsomo kepada penerjemah yang mendampingi Scott.
Selain itu, Scott juga ingin mengetahui nama desa tempat tinggal Karsomo. Pasalnya, ia tak mengetahui desa tempatnya dulu melakukan penyerangan serta nama para korban kebrutalannya.
"Desa ini adalah Ngancar. Nama korban adalah Senen," jawab Karsomo. (dd)
(and_)