Hard News

Turun ke Jalan, PC PMII Sukoharjo Tolak Kenaikan BBM dan Desak Pemerintah Usut PT RUM

Jateng & DIY

7 September 2022 09:23 WIB

Massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sukoharjo saat melakukan aksi unjuk rasa, di Tugu Kartasura, Sukoharjo, Selasa (6/9) sore. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SUKOHARJO, solotrust.com - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sukoharjo melakukan aksi unjuk rasa di Tugu Simpang Tiga Kartasura, Sukoharjo, Selasa (6/9) sore.

Mereka menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan meminta pemerintah segera mengusut permasalahan PT Rayon Utama Makmur (RUM).



Pengurus Cabang (PC) PMII Sukoharjo berpendapat, kenaikan BBM sebesar 30 persen per-Sabtu (3/9) memberikan efek domino terhadap sektor lain.

Salah satunya, akan adanya inflasi yang menimbulkan turunnya kemampuan daya beli masyarakat. Padahal, menurut PC PMI Sukoharjo, 50 persen Produk Domestik Bruto (PDB) berasal dari konsumsi masyarakat.

"Secara tegas PC PMII Sukoharjo menolak kenaikan harga BBM," ujar Ketua PC PMII Sukoharjo, Wisbahul Munir, Selasa (6/9) sore.

Mereka juga meminta pemerintah memberantas mafia BBM, mendesak pemerintah menerapkan kebijakan subsidi, dan meminta pemerintah membuka keterlibatan masyarakat dalam penyaluran BBM bersubsidi.

"Sesuai dengan PP PMII menolak kenaikan juga, akan merembet ke hal lain, seperti komoditas pangan nantinya," sambungnya.

Sementara itu, massa aksi juga meminta pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Sukoharjo), kepolisian, hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk segera mengusut permasalahan yang ditimbulkan PT RUM sejak beroperasi 2017 silam.

Mereka menyebut, telah terjadi pencemaran udara, pipa aliran limbah yang membendung aliran air yang menyebabkan banjir dan pencemaran sungai.

Mereka mendesak pemerintah mencabut izin PT RUM, membongkar kontruksi pipa limbah PT RUM, dan mendesak untuk memproses hukum PT RUM.

"Saya mengajak juga pemerintah daerah, ayo sama-sama ke lokasi yang terkena dampak limbah PT RUM," terang Wisbahul.

Dalam tuntutnnya, mereka mendesak pemerintah setempat untuk segera menindaklanjuti aspirasi itu 3 hari ke depan.

Sementara, aksi berlangsung kondusif. Kepolisian Resor (Polres) Sukoharjo menerjunkan sebanyak 250 anggota dalam pengawalan aksi demo.

"Untuk petugas yang kita arahkan untuk membantu pelayanan pengawalan penyampaian aspirasi, di sini sekitar 250 anggota," kata Kepala Polres (Kapolres) Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setiawan di Tugu Kartasura.

Wahyu menegaskan, kepolisian membuka ruang demokrasi bagi masyarakat. Namun, ia juga meminta masyarakat untuk menjaga ketertiban.

Dalam aksi ini, kepolisian tetap membuka jalan di sekitaran tugu. Lalu lintas terpantau lancar, walau sedikit tersendat.

"Sejauh ini kondusif, tentu kami menyampaikan ke teman-teman mahasiswa, silakan kita membuka ruang sebagai negara demokrasi untuk mereka menyampaikan aspirasi tentunya dengan koridor menjaga ketertiban, Kantibmas, karena ini di jalan umum, harapannya jangan sampai membuat stuck lalu lintas," tuturnya. (dks)

(zend)