REMBANG, solotrust.com - Harga beras di pasar kota Rembang, Jawa Tengah mengalami kenaikan harga. Hal itu disebabkan minimnya hasil panen para petani dan diperparah adanya kenaikan harga BBM beberapa pekan yang lalu, Jumat (23/9).
Salah seorang pedagang beras di pasar kota Rembang, Mariyana mengaku naiknya harga beras dipicu oleh kenaikan harga BBM. Kondisi itu diperparah karena minimnya hasil panen dari para petani.
Adapun jenis beras yang mengalami kenaikan adalah beras merk rojolele, beras merk joss maupun sejumlah beras merk lainnya. Dikatakannya kenaikan harga beras ini sudah terjadi sejak dua pekan lalu.
Namun demikian daya beli masyarakat masih stabil. Sehingga tidak ada penurunan omzet meski harga beras mengalami kenaikan.
“Naiknya sekitar Rp1.000-2.000. Penyebabnya tidak ada panenan, harga BBM juga naik. Untuk beras rojolele jenisnya ada 2, yang wangi sama yang biasa. Kalau harganya yang rojolele 5 kilogram Rp52 ribu, yang merk andong Rp55 ribu, bahin Rp58 ribu, rojolele wangi Rp58 ribu,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan, Inayah, yang juga merupakan pedagang beras di pasar kota Rembang. Menurutnya jika hasil panen para petani stabil maka nantinya harga beras bisa kembali turun.
Dirinya juga mengaku tidak ada penurunan daya beli masyarakat akibat harga beras naik. Pembelian masyarakat masih stabil seperti sebelum ada kenaikan harga beras.
“Harga beras saat ini mengalami kenaikan, karena belum ada panen. Nanti kalau sudah ada panen harga beras bisa stabil lagi,” pungkasnya. (mn)
(zend)