SOLO, solotrust.com - Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Solo Honda Hendarto menilai revitalisasi Jurug Solo Zoo atau Taman Satwa Taru Jurug seharusnya menjadi kesempatan menaikan usaha kecil dan menengah atau usaha mikro kecil dan menengah (UKM/UMKM) di Kota Solo.
Ia menilai, relokasi 183 pedagang ke pasar tradisional sebagai imbas dari revitalisasi itu merupakan langkah gegabah dari penggelola TSTJ.
"Solusinya dinaikan kelasnya, mendukung apa yang menjadi visi-misi wali kota, menaikan semua UMKM dan UKM di Solo naik kelas, tegas itu kita dukung, bukan dicampakan," kata Honda usai menerima pertemuan dengan para pedagang, Jumat (30/9) siang.
"Yang kemarin misalnya jualan pakai plastik ditali, besok kan kalau sudah jadi bagus kan enggak pakai plastik, mungkin pakai cup dan sebagainya, mungkin pelayanannya bagus, tempatnya bagus, kan itu harusnya," tambahnya.
Menurutnya, para pedagang di TSTJ seharusnya memiliki kesempatan bertahan lantaran sudah mendirikan usaha sejak puluhan tahun silam.
"Kalau kesempatan di situ lebih besar, dia punya sejarah di situ, ya katakan, mereka di situ punya sejarah besar di TSTJ," terang Honda.
Selain itu, rencana relokasi pedagang ke sejumlah pasar tradisional, yang berimbas pada peralihan jenis dagang, juga tak mudah dilakukan.
"Kalau hompimpah gampang, gampang, sedetik jadi," tuturnya.
Pihaknya menegaskan akan segera bersurat kepada penggelola TSTJ untuk membantu menyelesaikan polemik dengan para pedagang.
"Tidak ada (rencana pemanggilan). Surat secara resmi kelembagaan," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Bakul Taman Jurug (PBJT) Sarjuni akan menunggu langkah-langkah yang bakal dilakukan DPRD Solo.
"Kita memercayakan dulu pada DPRD kalau sudah siap memperjuangkan, kita hormati menunggu hasilnya, kan wakil kita yang membidangi komisi II sudah siap maka kita percayakan pada mereka," paparnya. (dks)
()