SOLO, solotrust.com - Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X (KGPAA MN X) mengaku terpukau menyaksikan lukisan Raden Saleh dipajang di pameran Rayuan Pulau Kelapa, Tumurun Museum, Solo. Lukisan itu merupakan salah satu dari 32 karya ditampilkan dalam pameran 8 Oktober 2022 hingga 8 April 2023 mendatang.
MN X menyebut, lukisan berjudul British Marine Vessel in Heavy Heaven tahun 1840 itu memiliki kesan sinematik dan efek pencahayaan realistis. Ia mengungkapkan kekaguman itu saat membuka dan berkeliling pameran, Sabtu (08/10/2022).
MN X sempat menilik satu per satu lukisan ditampilkan dalam pameran tersebut. Ia didampingi kurator pameran Hendra Hinawan untuk mengetahui narasi setiap lukisan.
"Paling berkesan yang Raden Saleh, mengambarkan kapal yang hampir karam, itu luar biasa sekali, seperti sangat sinematis dan pencahayaan yang divisualkan di situ luar biasa, seperti nyata, sangat hidup lukisannya," kesannya.
Selain itu, MN X juga memuji 32 karya dari 29 lukisan tersebut. Baginya, kurasi ini dapat memberi edukasi pengambaran sejarah seni lukis Indonesia dari masa ke masa, terutama lewat lukisan pemandangan alam.
"Itu semua tercermin impact-nya sangat besar untuk kesenian di Indonesia, tidak hanya di kesenian, tetapi di perjalanan bangsa. Bagaimana koleksi-koleksi luar biasa, narasinya, dan penjelasan Mas Hendra sangat-sangat menarik, suatu pengalaman yang luar biasa," ungkapnya.
Sementara itu, lukisan Raden Saleh di Museum Tumurun diakuisi dari Eropa sekira dua tahun silam. Kurator Rayuan Pulau Kelapa Hendra Himawan menyebut, lukisan itu merupakan salah satu seri dari perjalanan Raden Saleh di Inggris periode tersebut.
"Karya Raden Saleh yang kami tampilkan itu salah satu karya ketika Raden Saleh sedang berada di Inggris di era awal. Raden Saleh itu sebagai pelukis, dia sangat detail dan dokumentatif," bebernya.
Dalam satu seri yang sama, Hendra Himawan menyebut hanya dua karya Raden Saleh terlacak, satu di Singapore Art Museum dan di Tumurun Museum. Menurutnya, lukisan ditampilkan di Tumurun Museum masih dalam kondisi baik.
"Karya ini sebenarnya ia membuat beberapa series, hanya dua yang kemudian terlacak, satunya di Tumurun sini. Satunya di Singapore Art Museum. Alhamdulillah di sini ditampilkan karyanya yang prima," terang Hendra Himawan.
Ia mengungkapkan, Raden Saleh memiliki pengayaan karya dokumentatif dan panoramik. Lukisan itu, baginya menjadi catatan perjalanan Raden Saleh ketika di Inggris. Lukisan tersebut bercerita tentang kapal nyaris karam di tengah lautan.
"Raden Saleh sebagai pelukis dia sangat detail dan dokumentatif, jadi karya ini sifatnya dokumentatif, catatan perjalanan yang menceritakan bagaimana karamnya kapal," jelas Hendra Himawan.
Menurutnya, Raden Saleh memiliki kekuatan rasa yang memunculkan kesan romantisme dan nuansa sinematik.
"Kecenderungan karyanya dia sangat panoramik, naturalis, mengambarkan apa adanya, tetapi perasaannya dimunculkan ke dalam lukisan, karakter sinematik itu sebenarnya romantisisme, itu menjadi kekuatan Raden Saleh," kata Hendra Himawan.
Sementara itu, secara keseluruhan pameran tersebut mengambarkan sejarah panjang seni lukis di Indonesia dari 1800-1980. Diharapkan, pameran ini dapat memberi edukasi sejarah perjalanan seni di Indonesia.
"Memang pameran ini orientasinya mengajak audiens semuanya, masyarkaat umum, baik anak-anak atau generasi muda dan tua untuk membaca lagi sejarah bangsa, sejarah seni rupa, seni lukis, lewat benda lukisan yang dekat dengan kita sehari-hari," ungkapnya. (dks)
(and_)