Pend & Budaya

Dari Pesanggrahan Langenharjo, Ada Doa untuk Indonesia

Pend & Budaya

14 Oktober 2022 20:54 WIB

SUKOHARJO, solotrust.com- Berbeda dari malam malam sebelumnya, malam itu Pesanggrahan Langenharjo ramai pengunjung. Mereka ingin menyaksikan pertunjukan wayang yang menampilkan dalang ruwat Nyi Rukminj Anjangmas dan dalang wayang kulit milineal, Ki Sri Susilo Tengkleng
 
Tidak hanya dari warga sekitar, beberapa pengunjung juga datang dari wilayah soloraya. Kedatangan mereka untuk menyaksikan langsung Wayang Kulit Ruwat Negari yang menghadirkan dua dalang lintas usia. 
 
Pengelola Pesanggrahan Langen Harjo
dari Keraton Surakarta, G.P.H Soeryo Wicaksono atau Gusti Nino menyampaikan, berbeda dari pertunjukan wayang pada umumnya, dalam pertunjukan wayang ini ada untaian doa untuk kebaikan bangsa indonesia.
 
Kedua dalang ini yang langsung merespon hajat ruwatan nagari. Penampilan pertama di bawakan oleh dalang ruwat Puteri yang juga merupakan dalang sepuh yakni Nyi Rumiyati Ajangmas dan Ki Susilo Tengkleng.
 
"Negeri kita ini tidak dalam kondisi yang baik baik saja, banyak bencana dimana mana, dari itulah kami berinisiatif mengadakan ruwatan melalui pertunjukan wayang kulit," Jelas Pengelola Pesanggrahan Langenharjo dari Keraton Surakarta, G.P.H Soeryo Wicaksono atau Gusti Nino, Rabu (13/10/2022) malam.
 
Gusti  Nino menyebut, pagelaran wayang kulit merupakan bagian dari ritual Keraton Surakarta. Untuk acara ruwatan dengan pagelaran wayang kulit ini, bukan yang pertama kali. Sebelumnya, menurut  Gusti Nino, kegiatan serupa juga sudah digelar beberapa kali.
 
"Sebelumnya di sini juga tampil ki anom Suroto dan ki Manteb sudarsono almarhum." lanjut Gusti Nino.
 
Ia menjelaskan, tidak semua dalang bisa melakukan prosesi ruwatan, dan yang dapat melakukan ruwatan adalah dalang sesepuh.
 
"Dalang ruwat itu tidak semua dalang bisa, yang mendalangkan pagelaran ini adalah sesepuh, dan semua dalang pasti tahu bahwa ia adalah sesepuh," jelasnya Gusti Nino.
 
Dalang ruwat, Nyi Rumiyati Ajangmas mengatakan, lakon Sesaji Rojo Surya yang ia pentaskan ini berlangsung selama dua jam. 
 
Setiap kisah pewayangan mengandung sarat dengan makna dan pesan moral kepada masyarakat, termasuk lakon Sesaji Rojo Suyo yang ia bawakan. 
 
"Filsatanya ora ono ala temomo becik, tidak ada kejahatan akan tidak bisa menumpas kebaikan." kata Nyi Rumiyati.
 
Sementara itu penampilan dalang kedua  Ki Sri Susilo Tengkleng mampu memulai ratusan penonton. Kalau itu ia memainkan lakon Gatotkaca Winisudo, atau Gatotkaca jadi Dewa. Dirinya mengaku untuk pertama kalinya ia tampil di lokasi yang menurutnya sangat spesial yakni Pesanggrahan Langenharjo, dimana tempat ini dikenal sebagai tempat meditasi raja Keraton Surakarta. 
 
"Persiapan saya ya pastinya doa agar pertunjukan bisa berjalan lancar tidak ada kendala apapun, dan setelah pertunjukan ini kita dan negara ini terhinsar dari segala bentuk bencana," Pungkas Ki Sri Susilo Tengkleng. (nas)

(Wd)