SUKOHARJO, solotrust.com- Di balik pembangunan rumah Rantiyem oleh Kodim 0726 Sukoharjo, ternyata menyimpan sejuta kisah mengharukan.
Tinggal di wilayah perbatasan Sukoharjo, tepatnya di Dukuh Babalan Desa Tawang, Kecamatan Weru Sukoharjo hidup sendiri tanpa memiliki penghasilan tetap. Rumah yang ditempati Rantiyem juga jauh dari kata mewah, bahkan sangat memprihatinkan. Rumah berdinding anyaman bambu ini sudah banyak yang bolong. Demikian juga beberapa atap terlihat sudah lapuk sehingga rumah ini terlihat nyaris roboh.
Melihat kondisi tersebut Komunitas Pejuang Sosial Community (PSC) berkomunikasi dengan Dandim 0276 Sukoharjo untuk ikut andil bagian melalui Gerakan Bersama Peduli Lansia.
"Komunikasi sudah kami lakukan, nanti kami akan ke lokasi bersama komunitas lainnya untuk memberikan bantuan, " Ujar koordinator Komunitas PSC Sukoharjo, dr Kunari Mahanani, Kamis (24/11).
Selain komunitas PSC, lanjut Anik, untuk saat ini yang sudah konfirmasi mau gabung antara lain faveHotel solo baru, Yukata Peduli Bangsa, Ijo Organik, Universitas Muhammadiyah Klaten (UMKla).
Sementara itu Dandim Sukoharjo, Letkol. Czi. Slamet Riyadi menyampaikan, rumah Bu Rantiyem ini sudah masuk dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Proses pembangunan sudah dimulai dan pembangunan sudah mencapai lebih dari 60 persen.
"Pengerjaan RTLH saat ini telah mencapai sekitar 60 persen dari target yang telah ditentukan, saat ini sudah memasuki tahap pemasangan baja ringan dan meneruskan pengerjaan pemasangan lepan dinding," jelasnya Dandim.
Lebih lanjut, Dandim menjalaskan tujuan dari program ini adalah program kerakyatan yang dilaksanakan oleh TNI AD, harapannya rakyat dapat merasakan secara langsung kehadiran prajurit TNI AD di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi solusi bagi kesulitan masyarakat.
"Sesuai dengan slogan TNI AD selalu dihati raktyat, mari bersama kita wujudkan kesejahteraan bagi kehidupan rakyat, berikan pengabdian terbaik, semoga pengabdian kita di Ridhoi oleh Allah Swt, Aamiin," pungkas Dandim. (nas)
(wd)