Serba serbi

Apa Itu Alzheimer? Penyakit yang Kemungkinan Besar Diidap Chris Hemsworth

Kesehatan

29 November 2022 01:35 WIB

Chris Hemsworth. (Foto: Instagram/@chrishemsworth)

Solotrust.com – Kabar kurang sedap datang dari aktor Chris Hemsworth. Pemeran tokoh superhero Marvel, Thor Odinson menyatakan akan rehat dari dunia hiburan karena masalah kesehatan.

Chris Hemsworth didiagnosis memiliki risiko tinggi mengidap penyakit Alzheimer. Hal ini diungkapkan saat promosi serial terbarunya ‘Limitless’ di Channel National Geographic.



Sejauh ini, Chris Hemsworth telah melalui pemeriksaan medis. Berdasarkan gen keturunan, risiko menderita Alzheimer sangat besar. Berdasarkan skala satu hingga sepuluh, aktor Australia kelahiran 1983 berada pada angka delapan risiko mengidap penyakit yang belum diketahui obatnya ini. Sang kakek juga diketahui mengidap Alzheimer.

Hasil pemeriksaan menyatakan Chris Hemsworth memiliki salinan gen APOE4, satu dari ibunya dan satu lagi dari ayahnya. Dikutip dari NY Post, gen APOE4 merupakan faktor risiko terkuat yang mengembangkan gejala Alzheimer.

Untuk diketahui, APOE4 merupakan gen paling progresif untuk menghancurkan ingatan dan fungsi mental lainnya. Menurut studi dari National Institutes of Health pada 2021, kasus dialami sang aktor ini tergolong langka, hanya satu dari empat orang memiliki salinan APOE4, sementara tiga persen populasi memiliki keduanya.

Biasanya peyakit Alzheimer akan disamakan dengan Demensia, namun berdasarkan penjelasan mitrakeluarga.com, Demensia sendiri bukanlah penyakit, melainkan gangguan otak yang berdampak pada kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan melakukan aktivitas sehari-hari. Demensia terdiri atas berbagai jenis, salah satunya Alzheimer.

Melansir Alzheimer’s Indonesia, penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari Demensia. Selama penyakit ini berlangsung, zat kimia dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel otak.

Demensia menggambarkan serangkaian gejala mencangkup kehilangan memori, perubahan suasana hati, serta masalah dengan komunikasi dan penalaran. Gejala ini terjadi ketika otak mengalami kerusakan oleh penyakit atau kondisi tertentu, termasuk penyakit Alzheimer.

Sementara itu, kebanyakan orang didiagnosis Alzheimer setelah berusia 65 tahun. Jika didiagnosa sebelum usia itu, umumnya disebut Alzheimer awal.

Sejauh ini belum ada faktor utama diidentifikasikan sebagai penyebab penyakit Alzheimer, namun ada beberapa kombinasi faktor memengaruhi penyakit ini, seperti usia, pembawaan genetik, faktor lingkungan, gaya hidup, dan kesehatan umum. Ada faktor lain bisa memengaruhi, seperti perbedaan kromosom, orang dengan down syndrome, dan orang yang memiliki cedera kepala berat atau leher (whiplash injuries).

Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk penyakit Alzheimer, namun ada upaya pencegahan gejalanya, seperti menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi produk segar, dan berhenti merokok.

Menurut penelitian ada pula cara untuk menurunkan risiko Alzheimer, yakni dengan berpartisipasi dalam acara sosial, membaca, menari, memainkan alat musik, bermain catur, serta melakukan berbagai jenis kegiatan melibatkan mental dan sosial. (Shelsa)

(and_)