SEMARANG, solotrust.com - Komunitas Peduli Transportasi Semarang (KPTS) terus mengimbau masyarakat agar menggunakan angkutan umum dalam beraktivitas. Upayanya kali ini, KPTS mengenalkan anak usia dini kepada transportasi Trans Semarang mengunjungi Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Jalan Sriwijaya, Semarang.
Pendiri KPTS Kota Semarang, Theresia Tarigan, mengungkapkan melalui komunitasnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan perpustakaan Provinsi Jawa Tengah untuk membantu mengenalkan literasi kepada masyarakat, terutama anak usia dini.
"Bu Lis, Kepala Perpustakaan Jateng meminta kami menjadi agen literasi. Saya gercep (gerak cepat) koordinasi dengan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dekat rumah saya yang minim fasilitasnya dan orangtua dari masyarakat berpendapatan rendah," ungkap Tere, panggilan akrabnya, Rabu (07/12/2022).
Menurutnya, Perpustakaan Jawa Tengah adalah salah satu insttusi menarik untuk dikunjungi sebagai tempat berekreasi bagi anak-anak. Apalagi perpustakaan itu sudah dilalui Trans Semarang Koridor V.
Dalam kegiatan itu, anak-anak siswa PAUD Ananda di Jalan Temu Giring IV Banyumanik ini, para guru, dan orangtuanya dengan menggunakan dua mobil dan dua angkutan umum.
Sesampainya di lokasi perpustakaan, rombongan KPTS dan anak PAUD mendapat penjelasan mengenai berbagai fasilitas perpustakaan, di antaranya bermacam buku bacaan, ruang baca umum dan buku braille.
"Anak-anak sangat antusias mendengarkan dongeng atau story telling tentang ayam dan kupu-kupu oleh Kak Jingga. Setelah itu dilanjutkan menonton film dan bermain bersama di ruang bermain yang lengkap sehingga mereka sangat menikmati selama berada di Perpustakaan Jateng," ungkap Theresia Tarigan.
Lebih lanjut, perpustakaan adalah tempat untuk mendukung tumbuh kembang anak di usia empat hingga lima tahun. Anak-anak bisa belajar menggambar, bermain musik, mendengarkan cerita dari buku, dan bermain bersama.
Dalam kunjungan ini, KPTS telah menyiapkan 24 doorprize, terutama crayon, pens, dan aneka buku gambar yang bisa membantu anak mengembangkan kreativitasnya.
"(Doorprize) untuk semua anak dan tiga hadiah untuk anak yang berani mengacungkan jari untuk duluan menjawab, duduk merapat sangat dekat ke deretan doorprize menunggu mendapat hadiah. Pada umumnya senang dapat hadiah, tetapi ada yang merajuk mesti dapat yang bungkusnya kuning. Ada satu anak yang menolak hadiah dengan kode tangannya," pungkas Theresia Tarigan. (fjr)
(and_)