Serba serbi

Cegah Stunting, Kominfo Sosialisasikan Melalui Pagelaran Budaya

Kesehatan

09 Desember 2022 15:47 WIB

Pagelaran budaya dalam rangka memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang stunting

REMBANG, solotrust.com - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Kabupaten Rembang menggelar pagelaran budaya tentang sosialisasi pencegahan stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak, Selasa (05/12/2022). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait stunting.

Pagelaran budaya ditampilkan meliputi tari gambyong, tari bambangan cakil, guyon maton hingga pemutaran video pendek tentang stunting. Dalam pagelaran budaya itu, Kominfo menggandeng Forum Komunikasi Media Tradisional FK Metra Kabupaten Rembang, Kelompok Informasi Masyarakat dan Sanggar Seni Desa Sendangasri.



Saat ini, berbagai upaya memang dilakukan pemerintah dalam menekan angka kasus stunting. Berbagai cara itu juga dilakukan, termasuk dalam hal sosialisasi tentang stunting, mulai dari konten di media sosial, pertemuan formal langsung sampai dengan pagelaran seni budaya.

Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, Hermoyo Widodo menjelaskan, dengan sosialisasi melalui pagelaran budaya, masyarakat bisa lebih mudah memahami informasi pencegahan stunting.


Hermoyo Widodo menambahkan, pencegahan stunting bisa dilakukan dengan pengendalian umur pernikahan, pendampingan gizi ibu hamil dan keluarga serta layanan kesehatan lainnya. 

“Saya juga berpesan kepada orang tua agar rajin memberikan konsumsi yang bergizi kepada keluarga. Adapun bagi pemuda Rembang, jangan terburu-buru nikah, cukup umur dan sehat itu nomor satu,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro‘ mengapresiasi bentuk sosialisasi melalui pagelaran budaya tradisional yang juga disiarkan langsung di kanal YouTube Pemerintah Kabupaten Rembang dan Kominfo Jateng.

Menurut Wabup Hanies, stunting dapat menghambat tumbuh kembang anak. Tak hanya tentang fisik saja, namun stunting juga dapat menghambat perkembangan otak dan membuat imunitas tubuh anak menjadi lemah.


Ia menyebut, pada 2045 pemerintah ingin memiliki generasi emas unggul. Tak heran pemerintah sejak 2020 serius dalam penanganan stunting.

“Kita tidak ingin saat menyambut Indonesia emas tahun 2045 nanti generasi kita nyuwun sewu (mohon maaf-red) jauh dari harapan, generasi yang lemah. Maka dari itu sejak belum menikah, remaja kami beri informasi bagaimana nanti setelah menikah, hamil, dan seribu hari pertama kehidupan si bayi kami perhatikan,” ungkap Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Rembang itu .

Banyak program untuk pencegahan stunting dibuat pemerintah. Program dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng), seperti Nginceng Wong Meteng atau memantau orang hamil, Ojo Rabi Bocah atau jangan menikah di usia dini, kemudian dari Pemkab Rembang mencetuskan program TELPONI untuk mencegah stunting.

Program TELPONI (Temokno Laporno lan Openi) ini awalnya program untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Namun sekarang juga diimplementasikan dalam pencegahan kasus stunting. (mn)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya