SOLO, solotrust.com - Yayasan Semarak Candrakirana mengenalkan motif-motif batik gaya Surakarta dengan pagelaran seni spektakuler dan belum pernah digelar sebelumnya. Bertempat di Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo pada Jumat (23/12/2022) malam, penonton berhasil terhipnotis dengan suguhan penampilan kompleks nan apik.
Karya dihadirkan merupakan kreasi sanggar tari pimpinan RAy Irawati Kusumorasri. Gelaran ini bertajuk "Sandhi Swara: Eksplorasi Motif Batik Klasik Gaya Surakarta".
Irawati Kusumorasri menyebut acara ini merupakan bagian dari Kategori Penciptaan Karya Kreatif Inovatif 2022 yang diterima Yayasan Semarak Candrakirana dari Program Pelaksanaan Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi, diselenggarakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, lembaga Dana Indonesiana, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Irawati Kusumorasri mengatakan, Sandhi Swara terinspirasi dari motif batik klasik gaya Surakarta, memuat konsep geometri dan dikemas sebagai karya-karya kreatif.
"Pagelaran ini memuat penciptaan notasi musik, gerak tari performative serta proyeksi bentuk visual berbasis teknologi multimedia atau video mapping," jelas dia.
Diungkapkan, rangkaian acara diawali workshop bertema Etnomatematika Motif Batik sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Intermedia dan pertunjukan karya Sandhi Swara. Narasumber diskusi, yakni Sutanto, Farida Nurhasanah, dan Joko S Gombloh.
"Motif batik gaya Surakarta yang diinterpretasikan pada pertunjukan Sadhi Swara, yaitu Kawung dan Pandawa, Sidaluhur dan Pertemuan Laras, Sidaluhur dan Megeng, serta Kawung dan Pijar Punokawan," terang Irawati Kusumorasri.
Motif batik Kawung mempunyai sebuah titik mempertemukan dua garis di bagian tampuk. Tampuk dari setiap irisan akan diisi Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Pangkal dari irisan atau lingkaran pengikat akan diisi Yudhistira. Motif kawung merupakan interpretasi Pandawa sebagai kepaduan dan kesatuan.
Dalam kultur masyarakat Jawa, motif Sidaluhur mengandung makna tentang kesuburan dan biasa digunakan dalam upacara perkawinan. Pada pertunjukan bagian ini, makna kesuburan disajikan dengan wujudnya secara auditif melalui pertemuan laras slendro dan pelog dalam satu sajian.
Selain itu, pembuatan motif Sidaluhur juga harus megeng, menahan napas dalam pengguratannya, dikaitkan dengan tatanan musikal halus sebagai wujud dari pengendalian napas.
Punokawan dalam interpretasi artistik menjadi bentuk pencahayaan dalam kepaduan tata artistik pertunjukan ini. Sorotan cahaya akan merambatkan binarnya ke setiap lekuk wayang.
Sebaliknya, wayang akan menampakkan pijarnya berkat cahaya diterimanya. Itulah penyelaman makna tentang konsep sedulur papat lima pancer, sekaligus makna dari motif batik Kawung.
Motif-motif batik di atas akan ditampilkan Treppenwitz & Sanggar Semarak Candrakirana; Monohero: Omens & Syndicate; Grüβe dich Gott & Gita Prabhawita; serta dalang Irfan Nicolas, Radya Alana Eka, dan Yusuf Ratda Mulya pada pertunjukan karya Sandhi Swara.
Pelaksana program, Muhammad Fajar Putranto, menambahkan acara ini dibingkai sebagai karya intermedia memadukan beberapa cabang seni, di antaranya musik, drama, tari, dan karya visual multimedia.
"Motif batik klasik gaya Surakarta ini kami intrepretasikan dalam musik, tari dan eksplorasi cahaya yang kami bangun untuk terapan geometris. Persiapan selama tiga bulan, melibatkan lebih dari seratus personel, baik seniman, peraga hingga kru," bebernya.
Menurut Fajar Putranto, ragam motif batik klasik gaya Surakarta, seperti Kawung, Parang, Sidaluhur, Sidamukti memuat kompleksitas makna, nilai sejarah, dan filosofi tentang cita-cita, harapan hidup, eksistensi, kemapanan, ekspresi perilaku, kemuliaan, dan tuntunan luhur yang dipegang masyarakat Jawa dalam menjalankan roda kehidupannya.
"Selain ingin menyampaikan pesan beta adiluhung budaya, khususnya motif kain batik, acara ini diharapkan memberikan peluang menumbuhkan berbagai penciptaan karya-karya kreatif lainnya," pungkas dia. (riz)
(and_)