Hard News

Ribuan Pelajar Ikuti Deteksi Dini Skoliosis, RS Ortopedi pecahkan Rekor Muri

Jateng & DIY

23 Maret 2018 12:30 WIB

Direktur Utama RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso, Dr. Pamudji Utomo saat menerima penghargaan MURI di RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso, Jumat (23/3/2018). (solotrust.com/vin)

SOLO, solotrust.com – Rumah Sakit (RS) Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso sukses menorehkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam Pemeriksaan Massal Deteksi Dini Skoliosis kepada Pelajar Terbanyak, Jumat (23/3/2018). Rekor tersebut dipecahkan karena pemeriksaan deteksi dini skoliosis diikuti sebanyak 1.156 pelajar dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) se Soloraya.

"Penganugerahan ini kita berikan karena diikuti banyak pelajar. Awalnya panitia menyampaikan ada sekitar 1.000 pelajar yang mengikuti. Ternyata setelah data masuk, tidak hanya 1.000 namun ada 1.156 pelajar," ungkap Senior Manager MURI, Sri Widayati saat menyampaikan hasil catatan rekor MURI, Jumat (23/3/2018).



Sri mengatakan pemeriksaan deteksi dini skoliosis ini baru pertama kali tercatat di rekor MURI. Dikatakannya, setelah pemeriksaan dini nanti, pelajar yang kedapatan positif skoliosis bisa segera ditindaklanjuti.

"Kegiatan ini baru pertama kali di Indonesia yang tercatat di MURI. Rekor yang dipecahkan dengan nomor rekor 8.366. Berharap setelah diketahui lebih awal, penanganannya juga lebih awal," tandas dia.

Sementara, Direktur Utama RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso, Dr. Pamudji Utomo mengatakan pemeriksaan dini skoliosis ini bertujuan untuk mengetahui sejak dini adanya kelainan pada tulang belakang. Disamping itu, pemeriksaan dini juga menjadi usaha promotif dan preventif skoliosis pada generasi yang akan datang.

"Tujuan utama mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) di masa datang agar lebih berkualitas. Jadi dengan deteksi dini, harapannya kita bisa menangani sejak awal dan tidak perlu operasi," jelas dia.

Dikatakannya, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada pelajar yang kedapatan positif skoliosis. Cara yang biasa digunakan untuk menangani kasus skoliosis ringan, kata dia, menggunakan fisioterapi.

"Tidak perlu ada operasi, yang penting itu ada monitoring terus. Dimonitor sampai umur 19-20 tahun, karena pada umur tersebut pertumbuhan tulang sudah maksimal." (vin)

()