SOLO, solotrust.com – Alunan gending Jawa dan tari-tarian memeriahkan suasana di area Car Free Day (CFD) Jln Slamet Riyadi, Minggu (25/3/2018) pagi. Pengunjung CFD yang penasaran segera mendekati sumber suara tersebut, dan berdesakan untuk melihat pertunjukan tari. Setelah tarian selesai, tampilah sejumlah pemain berpakaian adat Jawa lengkap dengan senjata tradisionalnya.
Pemain yang rata-rata masih muda itu tampak tidak canggung sedikit pun memainkan drama yang mengadaptasi cerita Ande-ande Lumut.
Cerita rakyat yang berasal dari Jawa Timur itu dikemas tanpa memakai dialog. Meski hanya menampilkan suara narator dan alunan gamelan, pengunjung tampak larut menyaksikan pertunjukan tersebut.
Ditemui di sela acara, ketua panitia acara, Septiana Risti Hapsari menjelaskan maksud pertunjukan itu digelar untuk mengembangkan kesenian daerah. Acara yang digelar oleh Unit Pengembangan Kesenian Daerah (UPKD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebalas Maret (UNS) itu menjadi pembuka rangkaian pekan budaya.
"Pekan budaya ini memang fokusnya untuk mengembangkan kesenian itu sendiri. Puncaknya tanggal 31 Maret besok dan ada seminar ketoprak," jelas dia.
Bentuk pengembangan, kata Septiana, bisa dilakukan dengan banyak hal. Dirinya mencontohkan pertunjukan yang digelar Minggu pagi itu dikemas lebih menarik namun tetap menjaga nilai budaya.
"Kalau dari cerita (Ande-ande Lumut) itu sama, tapi memang kita kemas lebih menarik, dari musik, kostumnya. Jadi lebih masa kini tapi tidak meninggalkan nilai kebudayaan itu sendiri," ungkap mahasiswi semester 6 Pendidikan Bahasa Jawa tersebut.
Lebih lanjut, dirinya menganggap masih banyak masyarakat, terkhusus anak muda yang mulai tidak mencintai budayanya sendiri. Untuk itu lah, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UPKD ini hadir. UKM yang fokus pada pengembangan kesenian daerah ini terus berupaya memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
"Harapannya anak-anak muda ini lebih cinta pada kesenian dan bisa mengembangkannya. Saat ini kita sedang concern pada ketoprak, jangan sampai kesenian ini luntur," pungkasnya. (vin)
(way)