SUKOHARJO, solotrust.com - Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sukoharjo sejak Kamis (16/02/2023) sore. Akibatnya, sejumlah sekolah terpaksa diliburkan. Sedikitnya tiga wilayah yang sekolahnya diliburkan, yakni Kecamatan Grogol, Mojolaban, dan Weru.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sukoharjo terpaksa meliburkan siswanya akibat bangunan sekolah terendam banjir. Plt Kepala Disdikbud Sukoharjo, Heru Indarjo, mengungkapkan sekolah terdampak banjir, sementara ini tidak melakukan kegiatan belajar mengajar alias libur.
Siswa akan diliburkan hingga banjir di lokasi tersebut surut. Sementara itu, hingga kini belum ada warga menempati bangunan sekolah.
"Warga mengungsi di kantor balai desa, kecamatan, atau di tanggul," ungkap Heru Indarjo, Jumat (17/02/2023).
Sementara dari penelusuran solotrust.com, sebanyak lima desa di Sukoharjo terendam banjir akibat hujan deras melanda sejak Kamis (16/02/2023) siang. Sejumlah wilayah berada di sekitar Sungai Bengawan Solo terkena imbas luapan.
Analis Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Muhammad Iqbal Juniarta, mengatakan luapan ketinggian banjir terus meningkat. Kenaikan air terjadi di Desa Tambak dan Desa Plalan, Kecamatan Grogol.
Banjir merendam rumah warga hingga setinggi dua meter. Warga dievakuasi ke kantor kecamatan dan rumah-rumah penduduk yang tak terendam air. Pihaknya pun menyebar sukarelawan menggunakan perahu.
"Desa yang terdampak ada di Gadingan, Langenharjo, Kadokan, dan Plalan. Ketinggian air paling parah ada di Desa Plalan sampai seleher orang dewasa. Ada juga desa yang tidak bisa diakses, bahkan menggunakan perahu sehingga menggunakan bantuan mobil IOF untuk masuk ke sana," ungkap Muhammad Iqbal Juniarta.
Sejumlah bantuan berupa kebutuhan pokok dan makanan didistribusikan ke warga terdampak banjir. Sementara bantuan khusus untuk bayi seperti popok dan susu belum didapatkan warga.
Sementara itu, di Dusun Nusupan, Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, banjir setinggi 2,5 meter hampir menyentuh atap rumah warga. Sebanyak 400 kartu keluarga (KK) terdampak banjir.
Akses menuju desa pun sempat terputus karena jalur di sekitar desa terendam banjir. Pihak relawan dan perangkat desa menggunakan perahu guna menyalurkan bantuan.
Di lain sisi, akses listrik diputus demi keamanan warga. Sementara jumlah pasokan air bersih juga menipis.
Menurut Kepala Dusun Nusupan, Arie Riyanto, air bersih belum ada karena armada tangki air bersih belum bisa masuk.
"Air bersih belum ada. Kami juga sadari untuk armada ke sini belum bisa karena ada tangki air bersih juga tidak bisa masuk. Cuma kami sudah memikirkan itu, mungkin kalau sudah lumayan surut bisa masuk. Air bersih mulai menipis karena banyak pompa air yang terendam dan juga listrik belum nyala," ungkapnya.
Sejumlah bantuan kebutuhan pangan siap saji telah terdistribusi dengan baik, namun obat-obatan dan vitamin belum jugs tiba.
"Harapannya, kami juga dari warga intinya untuk bantuan-bantuan yang saat ini siap saji dulu, maksudnya bukan sembako karena tidak bisa masak juga," kata Arie Riyanto. (riz)
(and_)