SOLO, solotrust.com – Pimpinan Pondok Ora Aji Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah, didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menggelar Orasi Kebangsaan untuk para pelajar di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Kamis (03/08/2023) siang.
Terbentuknya Orasi Kebangsaan bermula dari gagasan Gus Miftah membuka diskusi interaktif untuk menjaring siapa pun dapat bertanya dan menemukan solusi atas masalah kehidupan sosial maupun spiritualnya. Harapannya mampu memberi energi baik bagi para pelaku usaha, dan anak-anak muda penerus bangsa agar mendapatkan wawasan kebangsaan dan menanggulangi aksi radikalisme.
Mengusung tema 'Moderasi Beragama dan Berbangsa yang Happy dan Menyenangkan,' Gus Miftah memaparkan berbagai ciri orang terpapar paham radikalisme, di antaranya tidak menerima khilafiyah atau perbedaan, tidak punya dasar keilmuan, eksklusif, antiPancasila, dan memusuhi orang beda agama.
Ia juga mengutarakan, Indonesia akan baik-baik saja jika masyarakat hidup rukun, berbeda agama tanpa mengganggu agama lainnya.
“Meyakini agama yang kita peluk itu benar, hukumnya wajib, tapi bukan berarti diperbolehkan menyalahkan agama orang lain,” ujarnya.
Acara Orasi Kebangsaan juga diisi sesi tanya jawab dengan para pelajar SMA/SMK di Kota Solo yang hadir. Salah seorang audiens, Salika asal SMAN 7 Surakarta, mengajukan pertanyaan tentang keterkaitan moderasi beragama dengan Indonesia ke depannya.
Menanggapi pertanyaan itu, Gus Miftah menjawab agar berpandangan secara wasathiyah.
“Dalam Al-Baqarah, Allah menghendaki kita itu umat yang tengah-tengah bahwa kita berpandangan secara wasathiyah. Artinya tidak condong kanan dan tidak condong kiri serta bahwa semua orang mempunyai potensi benar dan semua orang punya potensi salah,” jelasnya.
*) Reporter: Raudlatul Jannah/Natasya Assyahra
(and_)