SEMARANG, solotrust.com - Sumarni (70) mengaku terharu saat Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menemuinya untuk menyerahkan hasil program rehab rumah kerja sama pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dengan Kwarcab Pramuka Kota Semarang, Rabu (27/09/2023).
Warga Jalab Tirtoyoso VII No 26 RT 04 RW XII Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Timur itu pun kemudian menangis, menyampaikan terima kasih kepada Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryati Rahayu atas bantuan pembangunan rumah tinggalnya.
Apalagi rumah dengan luas tanah sekira 20 meter persegi selama ini dihuni tujuh anggota keluarga. Sumarni sendiri saat ini hanya bisa terbaring di tempat tidur karena kesehatan tubuh tak memungkinkan untuk berdiri dan beraktivitas sehari-hari.
Adapun untuk memenuhi kebutuhannya, dia dibantu anak dan kerabatnya yang juga tinggal di rumah sempit itu.
"Saya berterima kasih sekali kepada Pemkot Semarang dan pramuka, khususnya ibu wali kota atas pembangunan rumah saya ini," bisik Sumarni, saat ditemui Mbak Ita di kamar tidurnya.
Pemkot Semarang dan Kwarcab Pramuka Kota Semarang memang membangun rumah Sumarni dengan konstruksi dua lantai agar bisa ditempati layak oleh tujuh orang yang selama ini meninggali rumah tersebut.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, rehab rumah Sumarni merupakan program bergerak bersama Pemkot Semarang. Selain pramuka, pihaknya juga dibantu anggota DPR RI Mochamad Herviano dan Wakil Ketua DPC PDIP Kota Semarang, Michael dalam program perbaikan rumah warga tak mampu.
"Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, seperti Mas Vino, Mas Michael, Pak Adi (Adi Tri Hananto, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Semarang), dan pihak-pihak lain yang membantu," kata Hevearita Gunaryanti.
"Kami juga berharap semua pihak berkolaborasi, pihak kecamatan bisa mendata warga yang membutuhkan, khususnya soal kesehatan dan rumah tak layak huni. Pemerintah Kota Semarang juga menyiapkan anggaran untuk membantu warga yang masuk data kemiskinan ekstrem. Adapun untuk kesehatan Ibu Sumarni, nanti juga akan dibantu pihak Puskesmas Halmahera maupun Rumah Sakit Pantiwiloso," sambungnya.
Saat ini, Pemkot Semarang juga terus berupaya menekan angka stunting dan kemiskinan ekstrem. Dalam upaya ini berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk rumah sakit dan organisasi kemasyarakatan.
"Alhamdulillah tahun ini ada penurunan angka ancaman stunting yang di Kota Semarang pada akhir 2022 lalu mencapai 3600-an kasus. Saat ini tinggal sekitar 1022 kasus ancaman stunting. Kami harapkan pramuka juga bisa menyisir jika ada kasus kemiskinan ekstrem atau ancaman stunting yang mungkin kelewatan oleh pendataan pemerintah," papar Hevearita Gunaryanti.
Sementara, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Semarang, Adi Tri Hananto menegaskan, tahun ini pihaknya bekerja sama dengan Pemkot Semarang telah berhasil memperbaiki rumah tak layak huni sebanyak 24 unit. Pada 2024 nanti targetnya mampu mencapai 28 rumah warga tak mampu di Kota Semarang.
"Kami juga berterima kasih kepada Pemkot Semarang yang memberikan hibah untuk pemugaran rumah tak layak huni tersebut. Ke depan kami akan berusaha lebih keras lagi untuk membantu pemerintah daerah dalam program menyejahterakan masyarakat," paparnya. (fjr)
(and_)