SEMARANG, solotrost.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus memperkuat komitmennya dalam upaya pencegahan stunting melalui berbagai program kolaboratif. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau akrab disapa Mbak Ita, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam mempersiapkan generasi emas 2045.
Pihaknya sangat mengapresiasi inisiatif tokoh masyarakat Mahmud Nurwindu dan LPPM Universitas Diponegoro (Undip). Menurutnya, kegiatan ini menjadi langkah penting untuk memastikan tumbuh kembang anak secara optimal.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif yang luar biasa dari Pak Mahmud Nurwindu dan LPPM Undip. Mijen memiliki peran strategis sebagai penyangga ketahanan pangan Kota Semarang. Tentu kegiatan ini bukan sekadar makan bersama, tetapi menjadi langkah penting untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal," kata Mbak Ita, saat menghadiri kegiatan Week Care: Uji Coba Makan Bersama Balita untuk Pencegahan Stunting di Balai Kelurahan Mijen, Sabtu (01/02/2025).
Lebih lanjut dirinya menegaskan, Pemkot Semarang akan mendukung penuh agar program ini bisa berjalan lebih sering dan menjangkau lebih banyak anak.
"Kami akan mendukung agar program ini ke depannya dapat berlangsung hingga tiga kali seminggu. Tentu saja dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk Rumah Sakit Mijen yang memang memiliki spesialisasi dalam penanganan stunting, saya yakin program ini bisa memberi dampak lebih luas," tambahnya.
Kegiatan ini diinisiasi tokoh masyarakat Mahmud Nurwindu dan melibatkan berbagai pihak, termasuk anggota FKK, PKK, Posyandu, akademisi dari LPPM Universitas Diponegoro, serta perangkat kelurahan dan kecamatan. Dalam kegiatan ini, para ibu hamil dan ibu balita mendapatkan edukasi tentang makanan bergizi, praktik memasak, serta sesi makan bersama dengan 20 balita yang hadir.
Senada dengan wali kota, Mahmud Nurwindu menekankan pencegahan stunting harus dilakukan secara serius agar jumlah kasus tidak terus bertambah.
"Pada dasarnya untuk mengentaskan stunting, kita harus fokus pada pencegahan. Kegiatan hari ini kita melibatkan ibu hamil, ahli gizi dari LPPM Undip, dan ibu-ibu yang memiliki anak balita. Kami menyosialisasikan bagaimana makanan bergizi dibuat, cara memasaknya, lalu memberikan hasilnya kepada anak-anak. Berdasarkan pengamatan awal, terlihat anak-anak lebih bersemangat makan," jelasnya.
Mahmud Nurwindu juga menambahkan, program ini akan dievaluasi dan berpotensi ditingkatkan menjadi tiga kali sepekan di tingkat kecamatan, melibatkan lebih banyak pihak, termasuk Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Mijen.
Hal serupa diungkapkan Ketua LPPM Universitas Diponegoro Prof Suherman. Dia mengatakan, program ini selaras dengan misi Undip dalam ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.
"Stunting sangat relevan dengan apa yang sudah dilakukan Pak Mahmud. Kami dari LPPM Undip mendukung penuh kolaborasi ini sebagai bagian dari upaya memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," ujarnya.
Pemkot Semarang berharap program ini dapat diperluas dan menjadi contoh bagi wilayah lain dalam menanggulangi stunting secara komprehensif. Adanya sinergi kuat, diharapkan upaya ini dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan anak-anak di Kota Semarang. (fjr)
(and_)