SUKOHARJO, solotrust.com – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) secara resmi mengukuhkan tiga guru besar dari Fakultas Psikologi, Fakultas Teknik (FT), serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Pengukuhan dilakukan pada Senin (27/11/2023) di Auditorium Moh Djazman, Kampus I UMS. Sidang terbuka dipimpin langsung Rektor UMS Prof Sofyan Anif.
Dalam sambutannya, Sofyan Anif mengungkapkan percepatan guru besar ini memperkuat posisi UMS sebagai perguruan tinggi (PT) ternama yang memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Selain tiga guru besar dikukuhkan pada kesempatan ini, sebetulnya ada enam dosen akan dikukuhkan menjadi guru besar, sehingga pada Desember nanti akan bertambah tiga guru besar di UMS.
“Insyaa Allah, pada akhir Desember nanti UMS akan menambah guru besar lagi. Semoga sesuai rencana yang telah disusun, dapat menjadi modal menuju tahun 2029 sesuai visi UMS menjadi world class university (WCU),” tegas rektor UMS.
Dalam pidato pengukuhan, guru besar ke-44 UMS Prof Sabar Narimo menjelaskan 'Culturally Responsive Teaching (Crt) dalam Pembelajaran Hasthalaku Sekolah Adipangastuti’. Pada akhir orasi, dirinya menyampaikan cerita menarik mengapa orangtuanya memberi nama Sabar Narimo.
“Dulu saya 12 tahun dibully dan saya protes pada orangtua saya, kenapa nama saya Sabar Narimo, padahal lebih cocok dipanggil Bambang. Sekarang saya paham, nama adalah sebuah harapan karena saya punya penyakit darah tinggi, obatnya bukan obat-obatan yang dijual di pasaran, tetapi obatnya adalah mengingat nama saya, Sabar Narimo menghadapi kenyataan,” paparnya disertai tepuk tangan riuh dari peserta sidang terbuka senat.
Guru Besar ke-45 UMS, Prof Waluyo Adi Siswanto, menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul ‘Teknologi Simulasi dan Optimisasi untuk Meningkatkan Kualitas Produk Manufakturing’.
Saat ini Profesor Waluyo Adi Siswanto ditugaskan Muhammadiyah pada ranah internasional sebagai vice chancellor di Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) di Perlis, Malaysia. Profesor Waluyo Adi Siswanto inilah orang pertama dari Indonesia tercatat dalam sejarah yang menjadi rektor pertama Indonesia di universitas luar negeri.
Dalam kesempatan itu, Guru Besar Bidang Psikologi Umum, Prof Sri Lestari mengangkat judul ‘Revitalisasi Keberfungsian Keluarga melalui Transmisi Nilai untuk Mewujudkan Generasi yang Sejahtera dan Empatik’.
“Dampak dari keberfungsian keluarga ini apabila berfungsi, maka akan terwujud kesejahteraan keluarga. Apabila keluarga tidak berfungsi, maka akan menimbulkan problematika psikologis/kesehatan mental,” tegas guru besar ke-46 UMS.
Amanat Pimpinan Pusat Muhammadiyah diwakili Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Bambang Setiaji menyampaikan selamat kepada UMS telah berhasil menambah guru besar.
“Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas nama Majelis Dikti pada usaha UMS untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan juga Pak Waluyo sebagai komandan UMAM. Mohon didukung Pak Rektor karena pendiri UMAM adalah UMS,” pungkasnya. (Nas)
(and_)