Ekonomi & Bisnis

Inovasi Pengolahan Sisa Gas Buang, PLN Indonesia Power Hasilkan 780 Megawatt Listrik Tambahan

Ekonomi & Bisnis

14 Desember 2023 09:36 WIB

Senior Manager PLN Indonesia Power Semarang PGU, Flavianus Erwin Putranto usai media gathering di PLN Indonesia Power, PLTGU Tambak Lorok Semarang, Rabu (06/12/2023)

SEMARANG, solotrust.com - Perusahan Listrik Negara (PLN) Indonesia Power Semarang Power Generation Unit (PGU) melakukan terobosan baru perihal teknologi pembangkit listrik. Baru-baru ini, unit PLN di Tambak Lorok, Tanjung Mas Semarang mampu mengoperasikan turbin mengandalkan sisa gas buang diolah menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT).
 
Hasil dari pengolahan itu, PLN Indonesia Power Semarang PGU siap menambah pasokan distribusi listrik sebesar 780 megawatt ke wilayah Semarang dan sekitarnya. 
 
Angka ini terbilang cukup besar jika dibandingkan pasokan listrik yang sudah distribusikan. Pasalnya, PLN Indonesia Power mampu melayani kebutuhan listrik sebesar 150 kilovolt menghasilkan kapasitas 1280 megawatt. 
 
Bila diilustrasikan dengan daya tambahan sebesar itu, jangkauan pasokan listrik dihasilkan PLTGU mampu memberikan manfaat lebih luas kepada masyarakat di berbagai daerah Jawa Tengah.
 
Senior Manager PLN Indonesia Power Semarang PGU, Flavianus Erwin Putranto, menjelaskan PLTGU menggunakan bahan bakar energi bersih berupa gas. Mekanismenya, uap digunakan untuk menggerakkan steam turbin berasal dari gas buang yang ternyata dapat dimanfaatkan kembali.
 
"PLTG untuk memasak air kemudian menghasilkan uap untuk sumber energi steam turbin," jelasnya seusai acara media gathering dengan tema "Synergy for Sustainable Energy" di PLTGU Tambak Lorok, Rabu (06/12/2023).
 
Land Subsiden Tak Berpengaruh Operasional PLTGU
 
Perihal lain, Flavianus Erwin Putranto memaparkan mengenai penurunan permukaan tanah atau land subsiden di wilayah pesisir Utara. 
 
Pihaknya menekankan land subsiden tidak berpengaruh ke operasional PLTGU. Sejauh ini PLTGU terus berkoordinasi dengan pihak lain untuk menyelesaikan penurunan permukaan tanah di sekitarnya. 
 
Berdasarkan data, wilayah Tambak Lorok mengalami penurunan tanah lima hingga sepuluh sentimeter per tahun.
 
Hasil koordinasi dengan Universitas Diponegoro Semarang, PLN Indonesia Power Semarang telah melakukan tindakan sheet piling dengan memasang sejenis material kontruksi sebagai penguat struktur tanah. 
 
Dengan pemasangan sheet pile di area pembangkit, level muka tanah yang turun di area bisa dijaga dan diperlambat penurunan tanahnya.
 
"Kami terus melakukan langkah-langkah mitigasi, koordinasi, dan antisipasi. Jadi terus berkoordinasi dengan badan terkait, khususnya bagaimana kita melakukan kajian dengan institusi yang ada di Semarang ini," ungkap Flavianus Erwin Putranto.
 
Di samping pemasangan material penguat, pihaknya terus melakukan pemulihan fondasi sudah terpasang di dalam tanah yang telah mengalami penurunan. Dengan berbagai tindakan, pembangkit listrik diyakini akan tetap berkelanjutan, aman, dan efisien.
 
Selain menggunakan energi bersih berupa gas, PLTGU juga memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dapat menghasilkan 920 kilowatt tenaga listrik. 
 
Pembangkit itu, yakni PLTS Rooftop dan PLTS Apung. Kedua pembangkit berada di Tambak Lorok ini memiliki skala kecil yang hanya digunakan untuk operasional PLTGU, seperti penerangan jalan, pompa, dan hidrogen plant.
 
"Konsumsi listriknya untuk kebutuhan operasional, tetapi sangat terbantu dengan adanya PLTS Rooftop dan PLTS Apung. Kalau dirupiahkan sampai Rp600 juta,” jelas Flavianus Erwin Putranto.
 
Dengan demikian, ia menyatakan PLN Indonesia Power akan berupaya mengedepankan pemanfaatan energi listrik, mengutamakan nilai-nilai keberlanjutan dan energi baru terbarukan. (fjr)

(and_)