Pend & Budaya

Memelihara Kebudayaan melalui Tradisi Kirab Bulusan di Kudus

Pend & Budaya

17 April 2024 19:33 WIB

Tradisi Kirab Bulusan di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Dok. Instagram/@kudus_explore/@sumber.bulusan)

Solotrust.com - Tradisi Kirab Bulusan di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjelma sebagai kepingan berharga dari warisan budaya yang masih dijaga dengan cermat oleh penduduk setempat.

Merangkum berbagai sumber, diperingati setiap 8 Syawal 1445 Hijriah, tradisi ini menjadi momen dinantikan masyarakat setempat serta sarana memelihara kekayaan budaya dan spiritualitas.



Kirab Bulusan tidak hanya sekadar prosesi perayaan, melainkan juga sebuah upaya untuk mengenang dan menghormati bulus.

Dalam cerita masyarakat setempat, bulus diyakini sebagai jelmaan dua orang manusia bernama Kumoro dan Komari, murid Kiai Dudo.

Kebenaran cerita ini mungkin tak terbukti secara ilmiah, namun nilai-nilai dan makna terkandung di dalamnya tetap menjadi bagian penting dari identitas dan kepercayaan masyarakat Desa Hadipolo.

Setiap tahun, persiapan Kirab Bulusan dimulai jauh sebelum hari perayaan tiba. Para peserta kirab tak hanya mempersiapkan kirab gunungan berisi berbagai hasil bumi, namun juga menyiapkan teatrikal terkait sejarah bulusan untuk menambah daya tarik acara.

Rute kirab melintasi jalan pedesaan menjadi magnet bagi masyarakat setempat maupun wisatawan untuk menyaksikan momen sakral ini.

Perayaan Kirab Bulusan juga menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar, melibatkan lebih dari 200 pedagang kaki lima dari berbagai daerah.

Mereka menyewa tempat berjualan dengan tarif bervariasi. Sementara panitia menyediakan tiket masuk bagi pengunjung yang diprediksi meningkat jumlahnya setiap tahun.

Jauh dari sekadar aspek ekonomi, tradisi Kirab Bulusan membawa makna spiritual mendalam bagi masyarakat Desa Hadipolo.

Memberi makan bulus sebagai bagian dari perayaan tersebut menjadi bentuk penghormatan kepada bulus, diyakini sebagai santri Mbah Dudo. Bulus itu masih dijenguk warga sebagai bentuk keberkahan dan kesucian.

Tradisi Kirab Bulusan di Kudus bukan hanya sebuah acara budaya, namun juga simbol kebersamaan, kearifan lokal, dan kecintaan terhadap warisan leluhur.

Di tengah arus modernisasi terus mengalir, tradisi ini tetap tegar bertahan, mengajarkan kita pentingnya memelihara dan menghormati warisan budaya.

Semoga tradisi Kirab Bulusan terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk mencintai dan merawat budaya lokal. (Naufal Fawwaz Assalam)

*) Berbagai Sumber

(and_)