REMBANG, solotrust.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dorongan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah daerah kepada UMKM di Rembang untuk dapat menguasai pasar.
Seperti diungkapkan Direktur Advokasi Pemerintah Daerah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah Republik Indonesia, Fendi Dharma Saputra. Ia mengatakan, target saat ini diharapkan pemerintah Indonesia ialah penggunaan produk dalam negeri mencapai 95 persen, dengan memberikan kesempatan produk luar negeri sebanyak lima persen.
"Harapan pemerintah, penggunaan produk dalam negeri harus mencapai 95 persen, itu sesuai Inpres Nomor 2 Tahun 2022," ungkap Fendi Dharma Saputra dalam kegiatan optimalisasi penggunaan produk dalam negeri dan pemberdayaan UMKK pada pengadaan barang jasa pemerintah melalui katalog elektronik (e- katalog) di Wafi Joglo Rembang, Rabu (15/05/2024).
Diutarakan, sebanyak 40 persen pembelanjaan harus dialokasikan untuk produk UMKM dengan sistem pembelanjaan melalui e-katalog sebanyak 30 persen.
Sementara itu, menurut anggota DPR RI Komisi XI, Harmusa Oktaviani, penyebaran informasi terkait produk UMKM masih rendah di Rembang. Saat ini penggunaan media sosial masyarakat sangat tinggi, namun sosialisasi produk UMKM masih sangat rendah.
"Sosisalisasi terhadap tumbuh kembangnya UMKM itu sangat penting sekali, terlebih masyarakat sekarang daya guna media sosial sangat tinggi, namun tak ada yang mem-posting UMKM. Saya rasa memang masih sangat minim sekali," sebutnya.
Diadakannya sosialisasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pelaku UMKM untuk lebih kreatif dalam mempromosikan produk mereka.
Senada dengan Harmusa, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop dan UKM) Kabupaten Rembang, M Mahfudz mendukung penuh para pelaku UMKM maupun UMKK terlibat pengadaan barang atau jasa untuk terus berinovasi dalam memasarkan produk mereka. Pasalnya, saat ini pemasaran di kota pesisir ini masih sangat rendah.
Selain itu, ia juga menilai dalam penggunaan e-katalog juga masih rendah. Adanya sosialisasi ini diharapkan para pelaku usaha segera berbenah demi kemajuan UMKM.
"Kami harapkan para pelaku UMKM segera berbenah dengan mengaktifkan atau menggunakan e-katalog. Kami yakin kalau tak segera mengikuti perkembangan, maka akan ketinggalan, bahkan yang memrihatinkan saat ini hanya ada 177 pelaku UMKM menggunakan e-katalog dari 52 ribu UMKM yang ada di Rembang," pungkasnya.(mn)
(and_)