JAKARTA, solotrust.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis ekonomi digital Indonesia dapat tembus hingga US$ 600 miliar atau Rp9.733 triliun (kurs Rp16.222) pada 2030. Hal itu dapat direalisasikan dengan adanya Perjanjian Rangka Kerja Ekonomi Digital (DEFA) yang telah ditandatangani sejumlah negara ASEAN, termasuk Indonesia.
Airlangga Hartarto berharap dengan program ini ekonomi ASEAN bisa naik dari US$1 triliun jadi US$2 triliun.
"Jadi ekonomi digital Indonesia US$360 miliar akan naik menjadi US$ 600 miliar,” ungkapnya pada acara Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia 2024 oleh Bank Indonesia (BI) di Jakarta Convention Center, Kamis (01/08/2024), dikutip dari sebuah sumber.
Airlangga Hartarto menyatakan, beberapa persyaratan harus disiapkan untuk mencapai potensi itu, seperti cross-border e-commerce dan perdagangan digital, digital ID, mobilitas talenta digital, e-payment yang sudah dilakukan BI, e-invoicing, dan cyber security.
“E-payment, Bank Indonesia sudah jauh lebih depan dari semua region di dunia,” ucapnya.
Menteri Perekonomian RI juga menerangkan daya saing digital Indonesia dikenal sebagai World Digital Competitiveness Indonesia, naik peringkat menjadi ke-45 di 2023 dari sebelumnya 56 di 2019. Ini menunjukkan kemajuan pesat dalam ekosistem dan keuangan digital Indonesia.
"Jadi naik sebelas tingkat dan jumlah startup kita di peringkat keenam secara global, bahkan kita lebih tinggi dari Jerman. Jadi kita di ASEAN nomor satu, Singapura di peringkat sebelas," sebut Airlangga Hartarto.
Pada kesempatan sama, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga menyatakan di tengah ketidakpastian perekonomian global saat ini, Indonesia harus memanfaatkan semua instrumen tersedia untuk tetap berkembang. Salah satu instrumen masih memiliki peluang besar adalah ekonomi digital.
“Saya sudah berulang kali menyampaikan soal potensi peluang digital Indonesia ke depan. Ekonomi digital akan tumbuh empat kali lipat di tahun 2030, mencapai 210 billion dolar AS sampai 360 billion dolar AS atau kalau dirupiahkan bisa di angka Rp5.800 triliun,” papar dia. (Vania Salsabila)
(and_)