Ekonomi & Bisnis

Harga Pepaya Tomat Anjlok, Petani di Musuk Boyolali Rugi Jutaan Rupiah

Ekonomi & Bisnis

18 November 2021 19:31 WIB

Memasuki musim penghujan tahun ini, para petani di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk, Boyolali mengeluhkan anjloknya harga pepaya serta tomat yang dihasilkan dari ladang mereka

BOYOLALI, solotrust.com - Memasuki musim penghujan tahun ini, para petani di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk, Boyolali mengeluhkan anjloknya harga pepaya serta tomat yang dihasilkan dari ladang mereka. 

Anjloknya harga tomat dan pepaya dialami para petani di desa setempat terhitung sejak akhir Oktober 2021. Semula, per biji pepaya dihargai Rp5000 hingga Rp7000 kini hanya laku Rp1000 hingga Rp1500.  Sementara tomat sebelumya Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram kini hanya dihargai Rp2000 per kilogram.   



“Harganya turun dratis. Sebelumnya mencapai Rp5000 sampai Rp7000, kini hanya Rp1000 sampai Rp1500. Paling mahal cuma Rp2000,” jelas Kepala Desa Pagerjurang, Nur Amir, saat ditemui wartawan di ladang miliknya, Kamis (18/11/2021).

Ia mengatakan, setelah mengetahui harga di pasaran turun dratis, hasil panen dari ladang berupa pepaya dan tomat akhirnya hanya diberikan ke ternak sapi miliknya.

"Daripada dijual murah terkadang malah nggak laku, mendingan dikasihkan ke ternak sapi saja. Kalau ditahan di rumah lama-lama juga busuk,” kata Nur Amir.

Turunnya harga pepaya ini, menurutnya tidak lepas dari banyaknya jenis buah yang mulai memasuki masa panen.  

“Kalau sekarang ini banyak buah-buahan yang mulai dipanen atau sudah masuk masa panen., seperti durian, mangga, dan melon,” ucap dia.

Anjloknya harga ini membuat para petani pepaya di Desa Pagerjurang harus menanggung kerugian jutaan rupiah setiap masa panen atau per bulannya. Amir mengatakan dalam setiap satu hektare ladang ditanami sebanyak seribu pohon pepaya.

“Kalau kita kalkulasi, setiap masa panen pepaya atau dalam satu bulan kerugian sampai Rp30 jutaan dalam satu hektarenya. Kerugian ini terutama saat musim penghujan,” ungkap Amir.

Adapun guna menanggung kerugian dari hasil panen pepaya, dirinya membuat terobosan lain bekerja sama dengan anggota PKK. Mereka diajak untuk membuat olahan kremesan pepaya dan permen pepaya.

“Kami renungi terus, pepaya yang bagus bagus itu dikasihkan ke ternak terus. Namun, setelah menemukan jalan keluar, akhirnya kami bekerja sama dengan ibu-ibu PKK untuk membuat olahan yang dapat laku di pasaran,” kata Amir.

Ia menambahkan, hasil olahan pepaya itu kini dipasarkan melalui online. Setiap satu pepaya dapat menghasilnya sepuluh hingga 20 bungkus.

Alhamdulilah, ini sebuah inovasi baru. Pepaya yang semula terasa tidak ada nilainya, kini dapat dijadikan olahan permen dan kremesan oleh ibu-ibu PKK. Namun, sampai saat ini kami juga masih terkendala pemasaran. Sementara ini memakai sistem online atau warga sini yang ada di perantauan, mereka mau beli,” pungkasnya. (jaka)

(and_)

Berita Terkait

Masuk Musim Penghujan, Awas Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi Mengintai!

Aktivitas Gunung Merapi Masih Tinggi, Teramati Guguran Lava hingga 2 Km ke Barat Daya

Malam 1 Suro, Warga Selo Boyolali Gelar Sedekah Gunung Merapi

Warga Lereng Merapi di Tamansari Boyolali Gelar Tradisi Sadranan

TNI AD Boyolali Tanam Pohon di Lereng Gunung Merapi Merbabu

Pendaki asal Spanyol Ditemukan Selamat saat Melakukan Pendakian Gunung Merapi

Pendaki asal Spanyol Dievakuasi dari Gunung Merapi

HUT RI: Warga Lereng Merapi Boyolali Arak Bendera Merah Putih Sepanjang 150 Meter

Boyolali bakal Miliki Rumah Aspirasi Tunanetra, Dibangun di Musuk

Masjid Shiratalmustaqim Boyolali, Sediakan 100 Porsi Takjil Setiap Hari dan Santuni Warga

Peternak Sapi di Musuk Boyolali Manfaatkan Kotoran Jadi Biogas Rumahan

Kejar Target Vaksinasi, Pemkab Boyolali Sasar Orang Gangguan Jiwa

Curi Motor Pedagang Sayur di Boyolali, Residivis Dicokok Polisi

HUT RI: Warga Lereng Merapi Boyolali Arak Bendera Merah Putih Sepanjang 150 Meter

Boyolali bakal Miliki Rumah Aspirasi Tunanetra, Dibangun di Musuk

Peringati Hari Anak Nasional, Warga Musuk Boyolali Gelar Syukuran dan Wayang Dakwah

Masjid Shiratalmustaqim Boyolali, Sediakan 100 Porsi Takjil Setiap Hari dan Santuni Warga

Gebyar Musuk Fair Meriahkan HUT ke-79 RI di Boyolali

Bea Cukai Surakarta dan Pemkab Boyolali Musnahkan 12 Juta Batang Rokok Ilegal dan Ratusan Botol Miras

Tempat Ibadah dan Lembaga Pendidikan Keagamaan di Boyolali Terima Bantuan Hibah Rp1,5 Miliar

Pasokan Tak Stabil, Harga Cabai di Pasar Tradisional Boyolali Fluktuatif

Ketua KONI Boyolali Terpilih bakal Diskusikan Olahraga

Museum Raden Hamong Wardoyo, Destinasi Edukasi Sejarah di Boyolali

Warga Desa Krasak Boyolali Lestarikan Tradisi Wiwit Jelang Panen Padi

Harga Tomat Anjlok, Petani di Lereng Merbabu Merugi

Jalur Sentolo-Wates Normal Kembali, Keberangkatan Perjalanan KA Tepat Waktu

Jasa Raharja Jamin Biaya Perawatan Korban KA Argo Semeru yang Anjlok di Kulon Progo

Harga Anjlok, Petani Kubis di Pemalang Ngamuk

Peternak Ayam di Boyolali Menjerit! Pakan Mahal, Harga Telur Anjlok

Varian Delta Merebak, Saham Asia Anjlok

Masyarakat Antusias Nonton Langsung MotoGP Mandalika 2025, Tiket Sudah Terjual 90%

Bulog Dorong Perluasan Jaringan SPHP, Harga Mulai Turun di Banyak Daerah

Warga Boyolali Serbu Polsek Banyudono demi Beras Murah

Pilihan Makin Beragam! Ini Daftar Harga iPhone 16 Terbaru 2025

8 Perlengkapan Olahraga Adidas di Promo 8.8 Agustus 2025 Sport Hype, Harga Makin Terjangkau!

The Park Mall Hadirkan Wahana Edukatif Bawah Laut

Pohon Pepaya Tertinggi di Dunia Ditemukan di Brazil, Pecahkan Rekor Guinness

Pahit Sih, tapi Ini Manfaat Daun Pepaya yang Perlu Kamu Tahu!

Antikanker Hingga Menyembuhkan DB, Ini Khasiat Jus Daun Pepaya

Berita Lainnya