SUKOHARJO, solotrust.com - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar jumpa pers pengenalan calon guru besar di salah satu rumah makan kawasan Kota Solo, Rabu (18/06/2025), sehari menjelang agenda pengukuhan resmi. Acara ini menjadi ruang bagi kedua akademisi untuk memperkenalkan diri, membagikan perjalanan keilmuannya, dan menyampaikan gagasan besar yang mereka usung dalam bidang masing-masing.
Keduanya adalah Prof. Dr. Eny Purwandari, S.Psi yang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-60 Bidang Psikologi Kesehatan Mental, serta Prof. Ir. Mochamad Solikin, M.T., Ph.D sebagai Guru Besar ke-61 Bidang Teknologi Bahan Konstruksi.
Dalam pemaparannya, Eny Purwandari menjelaskan keilmuannya berfokus pada psikologi klinis yang menurutnya dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga komunitas. Sejak studi di jenjang S-1 hingga S-3, riset-riset yang ia gandrungi berkisar pada isu adiksi, bullying, rehabilitasi, dan kampanye antinarkoba berbasis pendekatan komunitas.
Dosen Psikologi UMS itu melihat perlunya literasi kesehatan mental sebagai bagian dari adaptasi terhadap teknologi. Eny Purwandari menyoroti fenomena anak kecil terlalu dini terpapar gadget tanpa pengawasan.
“Sekarang handphone jadi senjata agar anak tenang, padahal dampaknya bisa serius bagi perkembangan mental mereka,” tegasnya.
Menyoroti tantangan kesehatan mental di era digital, khususnya dampak penggunaan gawai pada anak, UMS pun kini mengembangkan layanan konseling online melalui Student Mental Health Support and Wellbeing (SMGWS). Menurutnya ini menjadi langkah strategis menyambut tantangan era telemental health.
Sementara itu, calon guru besar selanjutnya, Mochamad Solikin memaparkan penelitiannya yang berfokus pada pengembangan beton ramah lingkungan. Ia meneliti penggunaan fly ash, limbah pembakaran batu bara dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebagai pengganti sebagian semen dalam pembuatan beton.
"Dalam skala laboratorium sudah saya buktikan bahwa kita bisa mengganti setengah dari semen itu dengan abu batu bara," jelas Mochamad Solikin saat jumpa pers.
Menurutnya, penggunaan fly ash dapat mengurangi emisi karbon, sekaligus meningkatkan daya tahan beton terhadap lingkungan ekstrem. Beberapa inovasi yang telah ia hasilkan, di antaranya adalah genteng beton tipis, pelat bangunan ringan, dan struktur berongga berbasis beton self-compacting.
Dosen Teknik Sipil UMS itu juga melihat adanya peluang di masa mendatang untuk penggabungan teknologi digital ke dalam konstruksi. Salah satunya dengan menanamkan sensor di material seperti beton untuk mendeteksi beban kendaraan secara real-time.
"Misalnya material itu diterapkan dalam beton lalu ditanamkan sensor, maka kendaraan yang melintas bisa langsung terdeteksi berat dan kecepatannya karena datanya otomatis terkirim," imbuh dia.
Inovasi semacam ini dinilai dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan infrastruktur.
Pengukuhan kedua calon guru besar UMS dijadwalkan berlangsung Kamis (19/06/2025) sebagai bagian dari upaya kampus dalam memperkuat kontribusi akademik dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak langsung pada masyarakat. Prosesi ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi atas dedikasi panjang keduanya dalam dunia riset dan pendidikan tinggi. (nas)
(and_)